Bisnis.com, JAKARTA — PT Infovesta Utama mulai memandang konservatif atas potensi imbal hasil (return) rerata produk reksa dana saham. Kinerja Infovesta Equity Fund Index diperkirakan hanya tumbuh 2%—6% hingga akhir 2013.
Padahal, Infovesta Equity Fund Index yang mencerminkan sekumpulan produk reksa dana saham itu semula ditargetkan mendulang return 10%—12%. Tren konsolidasi pasar yang lebih banyak bergerak ‘yoyo’ dianggap sebagai alasan utama.
Analis Infovesta Vilia Wati memprediksi IHSG yang menjadi benchmark reksa dana saham masih berpeluang menyentuh level 4.550—4.600, atau naik 6,5% dari capaian akhir 2012 sebesar 4.316,69.
Artinya, kinerja reksa dana saham diperkirakan lebih rendah (underperform) dari estimasi pertumbuhan indeks acuannya.
Bahkan, dalam asumsi lainnya, agresivitas pertumbuhan return reksa dana saham melambat hingga 8,75 basis poin. Pasalnya, Infovesta Equity Fund Index tahun lalu mampu mencetak imbal hasil 10,75%.
“Awalnya, kami mengasumsikan suku bunga acuan (BI rate) hanya akan berada di rentang 6%—6,25%, tapi belakangan dinaikkan beberapa kali hingga 7,25%. Pelemahan kurs Rupiah dan perlambatan ekonomi juga jadi pertimbangan untuk return reksa dana yang lebih realistis,” ucapnya.
Sementara itu, Infovesta juga mematok indikasi return reksa dana campuran di rentang 3%—6%, sedikit lebih agresif ketimbang reksa dana berbasis ekuitas. Adapun, reksa dana pendapatan tetap diproyeksi menggapai return 2%—3% hingga akhir tahun ini.