Bisnis.com, JAKARTA— Analis melihat penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) masih akan berlangsung hingga akhir tahun dan berpotensi sentuh level 5.000.
Analis Mandiri Sekuritas John Rachmat mengatakan risiko eksternal yang membayangi indeks sebenarnya tak kalah dengan risiko domestik.
“Tetapi, berkat nasib baik dan pengembangan secara alami, sebagian besar risiko itu tiba-tiba surut. Oleh karena itu, kami meningkatkan peringkat indeks menjadi overweight dari netral,” ujarnya dalam riset yang diterima Bisnis, Kamis siang (19/9/2013).
Dia juga mengatakan sentimen positif itu akan disambut dengan rebound pasar modal yang kencang.
“Kami meningkatkan target proyeksi indeks harga saham gabungan (IHSG) menjadi 5.000 dari target sebelumnya 4.200,” tambahnya.
Apresiasi yang cukup tajam dalam valuasi saham ini, lanjut dia, terutama didorong oleh pemulihan yang signifikan dari tingkat bebas risiko di Indonesia yang tercermin dari yield obligasi pemerintah bertenor 10 tahun yang turun 87 basis poin menjadi 8,06% dari 8,93% hanya dalam 7 hari.
Adapun pada tahun depan, dia memprediksi indeks bisa terus menguat ke 5.300 pada akhir April 2013, pada saat berlangsungnya pemilihan umum (pemilu).
Lebih lanjut dia menyebutkan jika pemerintahan baru memiliki rencana penyelesaian Current Account Deficit yang kredibel, indeks berpotensi menyentuh level 6.000 pada akhir tahun 2014.
“Namun, jika tidak [ada rencana penyelesaian yang kredibel], indeks hanya akan melemah dan berada pada level 4.000,” tuturnya.