Bisnis.com, JAKARTA— Trust Securities memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 11.185-11.225 untuk kurs tengah Bank Indonesia (BI), pada hari ini Senin (9/9/2013).
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan pelemahan rupiah dipicu kekhawatiran pelaku pasar seiring makin dekatnya pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC), yang akan membahas kebijakan stimulus Amerika Serikat (AS).
“Padahal belum tentu pasti The Fed akan benar-benar memutuskan pengurangan stimulus pada pertemuan FOMC [The Federal Open Market Committee] 2 minggu lagi,” kata Reza dalam rekomendasi dan analisanya.
Sementara itu isu internal terdapat sentimen positif yaitu berupa kenaikan tipis cadangan devisa sebesar US$326 juta menjadi US$92,997 miliar.
Namun, ujarnya, sentimen positif tersebut sepertinya belum cukup kuat untuk mengangkat rupiah.
Reza mengatakan laju rupiah masih betah dengan tren pelemahan sepanjang pekan kemarin.
Laju rupiah yang sempat menguat tipis di tengah rilis inflasi yang berada di bawah estimasi, kembali melemah setelah adanya rilis defisit perdagangan yang makin melebar.
“[Laju rupiah] terbantukan dengan penguatan yuan dan euro seiring rilis kenaikan indeks manufaktur di masing-masing wilayah.
Rupiah juga sempat melemah setelah merespons rilis berita pada Economic Times, Sabtu (31/8/2013),yang menyatakan IMF memprediksi defisit transaksi berjalan Indonesia dapat membengkak menjadi 3,5% dari PDB dari prediksi sebelumnya 3,3%.
Di samping itu prediksi adanya penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 5,25% tahun ini dari prediksi 6,3% pada April. Bahkan IMF juga memprediksi indeks harga konsumen (IHK) akan naik sebesar 9,5% pada akhir 2013 mendatang dengan tingkat inflasi sebesar 6%.
Dengan melebarnya defisit tersebut, maka akan timbul persepsi bahwa nilai impor yang sangat lebih besar dari nilai ekspor akan mengganggu laju tukar rupiah.
Sementara itu adanya rilis membaiknya data manufaktur dan belanja sektor konstruksi serta data-data lainnya oleh AS, menimbulkan persepsi bahwa pengetatan stimulus The Fed akan terjadi, sehingga membuat pasokan US$ berkurang dan berimbas pada naiknya nilai tukar US$. (ltc)