Bisnis.com, JAKARTA—Kontrak karet di Tokyo naik dari laju tertinggi per bulan sejak Desember tahun lalu setelah yen melemah, sedangkan perbaikan sektor manufaktur China memicu permintaan terhadap komoditas yang menggunakan nilai tukar Jepang tersebut.
Harga karet untuk pengiriman Februari di bursa Tokyo Commodity Exchange naik 2,2% menjadi 274,9 yen per kilogram (US$2.790 per metrik ton) dan sebelum perdagangan berada di posisi 273,5 yen pada pukul 12.10 waktu setempat atau pukul 10.10 WIB. Kontrak naik 12% dan memasuki fase pasar bergairah pada Agustus, sedangkan penurunan harga tahun ini sebesar 9,4%.
Nilai tukar yen melemah terhadap sebagian besar mata uang utama setelah para spekulan tidak tertarik masuk ke pasar menyusul munculnya dukungan bagi Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe untuk meningkatkan pajak penjualan dari sebuah panel konsultatif yang mendesak dikeluarkannya stimulus untuk membentengi tamparan pada perekonomian. Ekonomi China menguat setelah dua triwulan melemah dimana indikator manufaktur naik ke level tertinggi dalam 16 bulan pada Agustus.
“Indek manufaktur China membawa dampak positif terhadap aset berisiko dan kami berharap permintaan pada karet China akan mulai meningkat,” ujar Naohiro Niimura, seorang mitra pada perushaan riset Market Risk Advisory Co. di Tokyo sebagaimana dikutip Bloomberg, Senin (2/9/2013).
Kontrak untuk pengiriman Januari naik 2,9% menjadi 20.585 yusn (US$$3.364) per ton di bursa Shanghai Futures Exchange.