Bisnis.com, JAKARTA— Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS telah melampaui level psikologis di Rp11.000 per dolar AS, lalu akan kemana lagi potensi pergerakannya?
Analis PT Megagrowth Futures Wahyu Laksono menilai pelemahan tersebut lebih karena momentum.
Dari sisi sentimen, baik global maupun dalam negeri, sebenarnya tidak berubah sejak kemarin. Sementara itu, sinyal pelemahan rupiah sebenarnya sudah dilihat sejak rupiah tembus ke Rp10.000 per dolar AS.
“Secara fundamental ada risk asset shifting. Investor sudah kembali lagi ke AS. Dan pelemahan masih akan terus terjadi hingga akhir tahun ini,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (21/8/2013).
Setelah melewati level Rp11.000 per dolar AS, Wahyu mengatakan perkiraan nilai tukar rupiah hingga akhir tahun ini bisa menjadi Rp12.000 per dolar AS.
“Hingga akhir tahun, perkiraan saya Rp12.000 per dolar AS. Tapi kita lihat kelanjutan kebijakan The Fed terkait stimulus. Jika penarikan stimulus benar terlaksana pada September, maka rupiah akan semakin dekat ke Rp12.000 per dolar AS,” jelasnya.
Adapun jika pemerintah melakukan intervensi, dia memperkirakan penguatan rupiah paling bisa menyentuh Rp10.500-Rp10.800 per dolar AS.
“Untuk kembali ke Rp10.200 per dolar AS itu masih berat. Kalaupun menguat, kemungkinan paling besar itu ke Rp10.500 hingga Rp10.800 per dolar AS,” tambahnya.