Bisnis.com, JAKARTA— Analis menilai kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) selama dua hari ini masih dipicu oleh membaiknya kondisi makroekonomi global, sementara makroekonomi Indonesia masih belum kondusif.
Analis Mega Capital Indonesia Arief Fahruri mengatakan indeks menguat tidak hanya ditopang kenaikan data penjualan ritel di AS.
Data industrial Eropa dan indeks keyakinan investor Jerman yang bagus juga ikut menyumbang sentimen positif terhadap IHSG.
“Secara regional, di Asia juga sedang bagus. Nilai tukar yen yang melemah mendorong kinerja eksportir Jepang. Kondisi yang positif itu mengindikasikan adanya pertumbuhan,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (14/8/2013).
Sementara itu, dari dalam negeri investor masih menantikan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) terkait kebijakan moneter pada esok hari, Kamis (15/8/2013).
“Inflasi pada bulan lalu kan tinggi, rupiah juga sedang tertekan, pasar sedang menanti keputusan BI esok hari. Apakah akan menaikkan suku bunga untuk mengendalikan [kondisi makroekonomi] atau melakukan langkah lainnya,” paparnya.
Adapun untuk sektor saham di Indonesia, Arief menilai sektor konstruksi cukup baik ditopang oleh gencarnya pemerintah untuk mendorong pembangunan dalam negeri.