BISNIS.COM, JAKARTA—Saham-saham negara berkembang mengalami pelemahan terbesar dalam 10 bulan, dipimpin oleh bursa Rusia dan Afrika Selatan, seiring eksportir jatuh setelah lemahnya data manufaktur China ditopang oleh kekhawatiran goyahnya ekonomi global.
Indeks MSCI Emerging Markets melemah 2,1% ke 1.025,92, pelemahan terbesar sejak 23 Juli. Saham-saham merosot akibat kontraksi yang terjadi pada manufaktur China untuk pertama kalinya dalam 7 bulan.
Kepala Federal Reserve Ben S. Bernanke mengatakan kepada Kongres kemarin bahwa arus pembelian aset akan melambat seiring outlook data pekerja membaik dan berkesinambungan.
“China adalah sumber pertumbuhan margin global, sehingga jika mereka terganggu bisa berdampak kepada sistem ekonomi global. Aksi yang membuat saham lebih tinggi ada di tangan Fed. Jadi, ketika Fed membicarakan tentang isu tersebut, itu tidak hanya menginjak rem, tetapi investor takut seperti berdiri di rem” ujar Lawrence Creatura, Fund Manager Federated Investors Inc, seperti dikutip Bloomberg.
Seluruh sektor di indeks negara berkembang melemah dipimpin oleh sektor energi dan teknologi yang turun 2,5%. Indeks turun 2,8% sepanjang tahun ini, dibandingkan dengan Indeks MSCI World yang naik 12%.
Saham OAO Gazprom turun 4,4%, sementara Vale SA jatuh paling besar dalam sepekan. Taiwan Semiconductor Manufacturing Co mengalami penurunan terbesar sejak Juni.
Nilai tukar rand terhadap dolar AS melemah 1,3% pada awal perdagangan sebelum rebound setelah bank sentral tidak mengubah tingkat acuan suku bunga untuk mengendalikan inflasi.
Indeks MSCI Emerging Markets Melemah 2,1%
BISNIS.COM, JAKARTA—Saham-saham negara berkembang mengalami pelemahan terbesar dalam 10 bulan, dipimpin oleh bursa Rusia dan Afrika Selatan, seiring eksportir jatuh setelah lemahnya data manufaktur China ditopang oleh kekhawatiran goyahnya ekonomi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Gita Arwana Cakti
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
5 jam yang lalu
PT Timah TINS Yakin 2025 Harga Timah Makin Berkilau
5 jam yang lalu