BISNIS.COM, JAKARTA--Harga obligasi AS meningkat untuk pertama kalinya selama 3 hari seiring pernyataan Federal Reserve yang memberikan spekulasi bahwa Chairman The Fed Ben S. Bernanke harus menjaga stimulus sebelum dia berbicara dalam kongres besok.
Yield obligasi AS 10 tahun turun dari level tertinggi dalam 2 bulan setelah Presiden Fed Bank of St. Louis James Bullard menyatakan bank sentral harus melanjutkan pembelian obligasi karena merupakan opsi terbaik untuk mendorong perekonomian.
Sementara itu, Presiden Fed Bank of New York William C. Dudley mengatakan pihaknya belum menentukan apakah selanjutna The Fed sebaiknya memperbesar atau mengurangi pembelian obligasi.
"Saya tidak melihat adanya perubahan nyata di QE besok. Tidak ada alasan untuk menjual obligasi secara dramatis," ujar Thomas di Galoma, Senior Vice President Fixed-Income Rates Trading ED&F Man Capital Markets.
Yield obligasi AS 10 tahun jatuh empat basis poin atau 0,04% ke 1,93% pada pukul 16.59 waktu New York atau pukul 03.59 WIB.
Harga surat utang yang jatuh tempo pada Mei 2023 naik 11/32, atau US$3,44 per nominal US$1.000 ke level 98 13/32. Yield sempat menyentuh 1,99%, level tertinggi sejak 15 Maret.
Adapun yield obligasi AS 30 tahun turun lima basis poin ke 3,13%.(gia/yop)
OBLIGASI AS: Yield 10 Tahun Turun 1,93% dari Level Tertinggi
BISNIS.COM, JAKARTA--Harga obligasi AS meningkat untuk pertama kalinya selama 3 hari seiring pernyataan Federal Reserve yang memberikan spekulasi bahwa Chairman The Fed Ben S. Bernanke harus menjaga stimulus sebelum dia berbicara dalam kongres besok.Yield
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
10 jam yang lalu
Taruhan Besar di Saham Adaro Minerals (ADMR)
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
7 jam yang lalu
PT Timah TINS Yakin 2025 Harga Timah Makin Berkilau
8 jam yang lalu