BISNIS, JAKARTA— PT Pertamina (Persero) menerbitkan obligasi global senilai US$3,25 miliar atau sekitar Rp315,25 triliun dengan kelebihan permintaan hingga 4,4 kali lipat.
Direktur Keuangan Pertamina Andri Hidayat menyampaikan obligasi global Pertamina mendapat permintaan sebanyak US$14,4 miliar dari sekitar 667 investor untuk kedua seri, atau mengalami kelebihan permintaan mencapai 4,4 kali lipat.
Pada akhirnya, perseroan menerbitkan obligasi berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) dalam dua seri, yakni tenor 10 tahun dan 30 tahun.
“Seri pertama diterbitkan senilai US$1,625 miliar dengan kupon 4,3% akan jatuh tempo pada 20 Mei 2023,” ujarnya dalam keterangan pers, Rabu(15/5/2013).
Sementara itu, obligasi seri kedua yang jatuh tempo pada 2043 ditetapkan dengan tingkat kupon 5,625%.
Sebelumnya, tiga lembaga pemeringkat internasional memberikan rating obligasi yang cukup memuaskan dengan prospek stabil. Moody's Investor Service memberi peringkat Baa3, sedangkan Standard & Poor's memberi rating BB+ dan Fitch Ratings BBB-.
Penawaran yang merupakan salah satu tahapan dari program global medium term note (GMTN) senilai total US$5 miliar ini berlangsung pada 3 Mei 2013. Selanjutnya pada 8-10 Mei 2013, perseroan melakukan serangkaian pertemuan investor obligasi di Asia, Eropa, dan Amerika Serikat.
Berdasarkan geografis, obligasi bertenor 10 tahun dialokasikan ke investor Asia sebanyak 29%, Eropa 39%, dan Amerika Serikat 32%. Menurut kelembagaan, sebanyak 76% obligasi didistribusikan kepada manajemen investasi, 9% lembaga perbankan, 7% asuransi, 4% bank sentral, sisanya 4% untuk bank swasta.
Di sisi lain, obligasi bertenor 30 tahun didistribusikan untuk investor Asia sebanyak 38%, Eropa 22%, dan Amerika Serikat 40%. Sebesar 68% obligasi 2043 dialokasikan untuk manajemen investasi, 17% perbankan, 8% asuransi, 3% bank sentral, dan 4% bank swasta.
Andri mengklaim perseroan telah menyelesaikan penawaran obligasi global terbesar di Indonesia dengan tingkat kupon pada rekor yang cukup rendah untuk kedua seri.
“Penawaran itu memanfaatkan pasar dan permintaan investor untuk memenuhi kebutuhan belanja modal dan kebutuhan umum perusahaan dengan beban bunga utang yang efisien,” tuturnya.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi ialah Barclays Bank PLC, Citigroup Global Markets Limited, dan The Royal Bank of Scotland plc.
Sementara itu, tiga sekuritas milik pemerintah berperan sebagai asisten penjamin emisi, yakni PT Bahana Securities, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Mandiri Sekuritas.
Pada 2012 lalu, Pertamina juga menawarkan obligasi global senilai US$2,5 miliar dengan 2 seri, yakni 10 tahun dan 30 tahun.(ltc)