BISNIS.COM, JAKARTA—Kinerja emiten sektor baja sepanjang tahun ini diprediksi tidak akan jauh berbeda dibandingkan dengan tahun lalu yang mengalami penurunan drastis.
Analis PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Guntur Tri Hariyanto mengemukakan penurunan kinerja sektor tersebut disebabkan sejumlah faktor, seperti turunnya harga baja internasional, membanjirnya produk impor, dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.
“Harga jual baja internasional mengalami penurunan sepanjang tahun lalu, baik harga bahan baku maupun harga produk akhir,” tuturnya kepada Bisnis, Jumat (10/5).
Saat ini, produk baja impor membanjiri pasar dalam negeri, terutama produk dari China yang dijual dengan harga murah. Kondisi tersebut mengalahkan produk produsen lokal karena mereka tidak bisa menjual dengan harga murah akibat biaya produksi yang makin mahal.
Selain itu, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap US$ membuat perseroan tertekan, terutama emiten yang memiliki utang dalam dollar. Seperti diketahui, selama tahun lalu rupiah sangat sulit menguat, yang terjadi malah melemah.
Dia menambahkan penurunan kinerja emiten logam dan sejenisnya tersebut memang sesuai dengan ekspektasi yang telah disampaikan sejumlah analis.
“Melihat kinerja selama kuartal III 2012, kinerja emiten sektor logam dan sejenisnya akan mengalami pelemahan sepanjang tahun lalu. Begitu pula sepanjang tahun ini, kondisinya tidak jauh berbeda,” ujarnya.
Melanjutkan tren tahun lalu, kinerja produsen produk logam dan sejenisnya secara keseluruhan turun sepanjang kuartal I/2013 dengan raihan laba bersih terjun bebas 128%, meski pendapatannya tumbuh 9%. (sep)