Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PREDIKSI INDEKS: Sentimen global bakal dorong penguatan IHSG

BISNIS,COM, JAKARTA—Seiring dengan penantian kebijakan pengedalian bahan bakar bersubsidi, indeks harga saham gabungan pada Rabu (8/5/2013) diperkirakan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat terbatas.

BISNIS,COM, JAKARTA—Seiring dengan penantian kebijakan pengedalian bahan bakar bersubsidi, indeks harga saham gabungan pada Rabu (8/5/2013) diperkirakan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat terbatas.

“Pergerakan indeks masih dibayangi dari penantian kebijakan bahan bakar bersubsidi, disamping ancaman dari kenaikan inflasi menjelang pertengahan tahun. Kami perkirakan indeks akan bergerak di level 5.023-5068,” ujar Purwoko Sartono, analis Panin Sekuritas, Selasa (7/5/2013).

Selain itu, pergerakan positif indeks pun akan didorong dari sentimen bursa regional, a.l.  langkah Bank Sentral Australia untuk mengikuti kebijakan Bank Sentral Eropa dalam menurunkan suku bunga.

Sementara itu, analis Sinarmas Sekuritas Christandi Rheza memprediksi perdagangan saham pada Rabu (8/5) akan bergerak menguat di level support resistance 5.000—5062 seiring angka foreign reserves Indonesia yang mengalami kenaikan 2,35% menjadi US$107,27 miliar.

Selain itu, IHSG juga akan dipengaruhi dari rilis data factory orders dari Jerman yang diperkirakan akan melemah -2.9% secara tahunan,” katanya.

Dari indikator tersebut, dia merekomendasikan saham-saham dari sektor infrastruktur dan barang-barang konsumsi untuk perdagangan Rabu (8/5) a.l seperti saham TOTL, PNLF, ADHI, dan RALS.

Di tempat berbeda, Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities, menilai IHSG masih memiliki ruang yang cukup untuk kembali menguat didukung dari penguatan bursa saham global seiring dirilisnya data-data ekonomi.

“Bursa saham Eropa berbalik positif seiring kenaikan saham-saham pertambangan terkait dengan pencapaian kinerja yang dapat melampaui estimasi,” jelasnya.

Di lain sisi, adanya rencana Presiden Bank Sentral Eropa yang berencana untuk memotong lagi suku bunga, memberikan persepsi positif jika bank sentral masih akan memberikan stimulusnya.

Kendati demikian, Bank Sentral Inggris justru berencana mengurangi stimulusnya seiring pemulihan ekonomi Inggris dan penurunan factory orders Jerman. Adapun, bursa saham AS diprediksi masih akan bergerak variatif ditopang dari rilis data indeks ekonomi. (mfm)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper