BISNIS.COM, SINGAPURA--Surat berharga negara AS jatuh untuk pertama kali dalam 3 hari menjelang data akhir pekan yang kemungkinan menunjukkan peningkatan pasar perumahaan, mendorong the Fed untuk memulai kembali pembelian aset.
Berdasarkan data Bloomberg, yield obligasi AS 10 tahun naik 1,5 basis poin atau 0,015% ke level 1,7% pada pukul 12.03 siang waktu Tokyo. Yield telah jatuh 2 basis poin pada pekan ini dan sempat menyentuh 1,67% pada 17 April, level terendah sejak 12 Desember.
Harga obligasi yang jatuh tempo pada Februari 2023 itu turun 1/8 atau US$1,25 per nominal US$.1000 ke level 102 22/32.
Penaikan yield acuan tersebut telah menghapus penurunan mingguan seiring reli bursa Asia dari level penurunan terbesar dalam sebulan.
Indeks Bank of America Merrill Lynch menunjukkan surat utang AS telah memberikan return 0,7% sejak 31 Desember, merupakan return terkecil tahunan sejak kerugian pada 2009.
The Fed sendiri sedang membeli surat utang pemerintah dan mortgage sebesar US$85 miliar per bulan untuk memacu pertumbuhan ekonomi melalui program yang dikenal dengan quantitative easing.
Di pihak lain, yield obligasi Jepang tenor 10 tahun tak banyak berubah pada level 0,555%.
"Stabilisasi dalam pasar perumahan telah cukup penting," kata Philip Brown, Ahli Strategi Obligasi pada Commonwealth Bank of America yang berbasis di Melbourne seperti dikutip Bloomberg.
"AS sedang keluar dari perlambatan dan jika Fed mulai meski hanya kebisingan yang itu cenderung mengakhiri QE, anda akan mendapatkan reaksi dalam yield 10 tahun," ujarnya. (ra)