BISNIS.COM, JAKARTA --Meski diguncang kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak, emiten otomotif PT Astra Otoparts tetap agresif berekspansi dengan anggaran belanja modal mencapai Rp3 triliun pada 2013.
Presiden Direktur Astra Otoparts Siswanto Prawiroatmodjo mengatakan anggaran belanja modal tahun ini melambung 3 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp1 triliun.
“Belanja modal Rp2,5 triliun-Rp3 triliun. Rinciannya, sebanyak Rp1,2 triliun akan digunakan untuk kebutuhan kerja sama bisnis,” katanya dalam paparan publik yang digelar Rabu(17/4/2013).
Selain itu, belanja modal juga dipakai untuk meningkatkan kapasitas produksi Rp1 triliun, biaya produk baru Rp500 miliar, dan sisanya untuk kebutuhan infrastruktur.
Direktur Keuangan Astra Otoparts Darmawan Widjaja menambahkan anggaran kerja sama bisnis akan digunakan untuk melakukan usaha patungan (joint venture) dengan tiga sampai lima perusahaan otomotif lain.
“Kami sedang lakukan diskusi dan pendekatan untuk deal joint venture dengan tiga sampai 5 perusahaan, kalau sudahfix baru di-disclouse,” ungkapnya.
Dia menyebutkan sumber dana belanja modal akan berasal dari kas internal, pinjaman perbankan, dan dana hasil penerbitan saham baru (right issue).
Kas internal yang bisa digunakan untuk belanja modal tercatat Rp500 miliar-Rp1 triliun. Di sisi lain, perseroan juga memiliki fasilitas pinjaman perbankan senilai total Rp3 triliun, baik dari bank swasta maupun bank asing asal Jepang.
“Utang tahun ini akan dibayar lunas dari sebagian dana right issue, nanti bisa leluasa pinjam lagi ke bank,” tuturnya.
Perseroan memang sedang melaksanakan penawaran umum terbatas sebanyak 963,95 juta lembar saham dengan harga Rp3.100 per lembar kepada investor. Emiten berkode saham AUTO ini menargetkan raihan dana senilai Rp2,9 triliun.
Menurut rinciannya, sebesar 51,9% dana hasil right issue akan digunakan untuk percepatan pembayaran sebagian pinjaman bank. Sebanyak 24,4% untuk pengembangan usaha dalam bentuk penyertaan modal dan pemberian pinjaman kepada entitas anak, entitas asosiasi dan pengendalian bersama entitas.
Sisanya, 23,7% untuk pembayaran bridging loan berkaitan dengan akuisisi. Dalam informasi sebelumnya, Astra Otoparts memang akan mengakuisisi 51% saham PT Pakoakuina, perusahaan wheel rim untuk mobil dan sepeda motor dalam waktu dekat.
Kenaikan BBM Ganggu Penjualan Sementara
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) diproyeksikan mengganggu penjualan kendaraan bermotor sekitar 10%, namun hanya akan berlangsung selama 1 atau 2 bulan. Selanjutnya kondisi akan pulih seperti semula.
“Bisnis komponen Astra Otoparts yang after market tidak terlalu berpengaruh signifikan karena tetap diperlukan untuk memelihara kendaraan,” tutur Presiden Komisaris Astra Otoparts Johnny Darmawan Danusasmita.
Dia menggambarkan ketika harga BBM naik hingga 110% pada 2005 lalu, penjualan kendaraan bermotor Astra merosot hingga 40% selama 4 bulan berturut-turut.
“Tapi kalau naiknya cuma Rp2.000/liter kemungkinan pengaruhnya tidak terlalu signifikan terhadap penjualan, paling hanya 1-2 bulan,” katanya.
Tak hanya kenaikan harga BBM, lanjutnya, sejumlah faktor negatif juga turut mempengaruhi pendapatan Astra, seperti pelemahan ekonomi global, defisit perdagangan Indonesia, dan akumulasi inflasi yang melampaui 50% dari target pemerintah.
Dia memproyeksikan penjualan kendaraan bermotor di industri otomotif akan menembus 1,1 juta unit. Pada 2012 Astra mampu menjual sebanyak 605.191 unit, naik dari total penjualan tahun sebelumnya sebanyak 482.659 unit dengan pangsa pasar 54%.