Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RIGHTS ISSUE: Global Mediacom & MNC Kapital Bidik Rp3,25 triliun, Bagaimana Saham Publik?

BISNIS.COM, JAKARTA - Dua anak usaha PT Bhakti Investama Tbk (BHIT) milik Hary Tanoesoedibjo, yakni PT Global Mediacom Tbk (BMTR) dan PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) akan merilis saham baru (rights issue) dengan target Rp3,25 triliun.

BISNIS.COM, JAKARTA - Dua anak usaha PT Bhakti Investama Tbk (BHIT) milik Hary Tanoesoedibjo, yakni PT Global Mediacom Tbk (BMTR) dan PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) akan merilis saham baru (rights issue) dengan target Rp3,25 triliun.

Operator televisi Global Mediacom menargetkan dana hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau private placement senilai Rp2,97 triliun. Sementara manajer investasi MNC Kapital, berdasarkan perhitungan Bisnis, akan meraih dana Rp275,98 miliar dari hasil penerbitan saham barunya.

"Dana hasil rights issue tersebut akan dipakai untuk membiayai ekspansi dan aksi korporasi kedua perusahaan, baik yang lini media maupun yanbg jasa keuangan," ujar Sekretaris Perusahaan Global Mediacom Arya Mahendra Sinulingga ketika dihubungi Selasa (16/4).

Dia mengatakan Global Mediacom berencana menerbitkan saham baru sebanyak 9,01% dari total saham perseroan setara 1,26 miliar saham. Nantinya, saham perseroan akan bertambah dari 13,97 menjadi 15,23 saham.

Harga jualnya ditetapkan minimum Rp2.360 per saham. Nilai tersebut didasarkan rerata harga penutupan saham selama 25 hari bursa berturut-turut di pasar reguler sebelum rencana rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) diumumkan.

Arya mengatakan dana hasil penerbitan saham baru akan digunakan untuk menambah kepemilikan saham pada anak usaha perseroan, yakni operator layanan televisi berbayar PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY).

Menurut dia, dengan private placement ini perseroan akan mendapatkan modal tanpa membebani pemegang saham saat ini. Selain bisa meningkatkan struktur permodalan dan keuangan perseroan, penerbitan saham baru akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham.

Setelah right issue, porsi kepemilikan saham masing-masing pihak akan terdilusi. Kepemilikan PT Bhakti Investama Tbk terhadap Global Mediacom akan berkurang dari 51,54% menjadi 47,29%, UOB Kay Hian (Hongkong) Ltd dari menjadi 6,59% dari semula 7,19% (lihat tabel).

Tahun lalu, Global Mediacom mencetak laba bersih 66,8% menjadi Rp1,30 triliun, dengan kenaikan
pendapatan 24,7% menjadi Rp8,93 triliun. Asetnya naik 32,30% jadi Rp19,99 triliun, kewajibannya tumbuh 32,56% menjadi Rp5,70 triliun, sehingga ekuitasnya naik 32,16% menjadi Rp14,30 triliun.

"Nantinya, total ekuitas akan bertambah 20,76% dari Rp14,30 triliun menjadi Rp17,27 triliun dengan rasio utang terhadap ekuitas yang menurun dari semula 0,24 kali menjadi 0,20 kali," demikian tertulis dalam pengumuman perseroan.

DILUSI SAHAM
Di sisi lain, MNC Kapital akan menerbitkan saham baru sebanyak 149,99 juta lembar saham atau 10% dari total saham dengan nilai nominal Rp100. Jumlah saham bertambah dari 1,35 miliar menjadi 1,50 miliar saham, sehingga modal bertambah dari Rp134,99 miliar menjadi Rp149,99 miliar.

Berdasarkan perhitungan Bisnis, apabila mengacu pada rerata harga penutupan selama 25 hari bursa sejak pengumuman rencana rights issue yakni minimal Rp1.840, maka perseroan akan memperoleh dana sekitar Rp275,98 miliar.

Sekretaris Perusahaan MNC Kapital Robert Satrya menyebutkan dana hasil penerbitan saham baru akan digunakan untuk meningkatkan struktur permodalan dan keuangan perseroan. "Kami juga akan mengundang investor strategis untuk memberi nilai tambah," ungkapnya.

Setelah rights issue tersebut, kepemilikan PT Bhakti Investama Tbk terhadap saham MNC Kapital akan terdilusi dari 89,44% menjadi 80,50% setelah rights issue dilakukan. Di sisi lain, kepemilikan masyarakat akan bertambah dari 10,56% menjadi 19,50%.

Analis saham PT Indosurya Asset Management Fridian Warda berpendapat, likuiditas seluruh entitas usaha Bhakti Investama pada dasarnya cukup kuat. Aksi korporasi itu kemungkinan dilakukan karena perusahaan butuh dana besar untuk tumbuh secara anorganik, seperti akuisisi perusahaan tertentu.

"Kemungkinan ada ekspansi besar makanya berupaya mencari pendanaan, ini bagian dari diversifikasi pencarian dana juga. kalau dilihat utang Global Mediacom atau MNC Kapital tidak besar, jadi masih sehat," katanya.

Adapun untuk pengembangan usaha MNC Sky, sambungnya, akan cukup efektif karena perusahaan televisi berbayar tersebut akan menghasilkan pendapatan berulang yang signifikan. "MNC Sky perlu terus dikembangkan agar mempertahankan pangsa pasar, karena pesaing mulai banyak," tuturnya.


(Faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lavinda
Editor : Fahmi Achmad

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper