BISNIS.COM, JAKARTA—Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (11/4) diperkirakan akan bergerak mixed dengan kecenderungan melemah seiring dengan penantian pasar terhadap kebijakan Bank Indonesia terhadap inflasi.
Analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono menilai pergerakan indeks akan dipengaruhi dari diumumkannya kebijakan dan pandangan Bank Indonesia terkait suku bunga acuan akibat meningkatnya nilai inflasi.
“Kami memprediksi IHSG akan bergerak di level support resistance 4.836-4.903. Selain itu, investor juga diperkirakan akan mulai melakukan akumulasi beli saat lemah [buy on weakness] pada saham bluechip,” ujarnya, Rabu (10/4/2013).
Dia menilai menguatnya bursa regional memberikan sentimen positif terhadap pergerakan IHSG. Adapun bursa AS terangkat seiring dengan optimisme investor global terhadap hasil kinerja kuartal I/2013.
Sementara itu, inflasi China yang mulai turun dari level tertingginya selama 10 bulan juga diperkirakan mengurangi tekanan akan adanya kebijakan pemerintah China untuk melakukan pengetatan kredit.
Hal tersebut memberikan dorongan terhadap harga komoditas. Kendati demikian, untuk 3 minggu kedepan, hasil kinerja keuangan kuartal I/2013 akan menjadi perhatian utama para investor global.
Di tempat berbeda, analis Sinarmas Sekuritas Christandi Rheza memperkirakan IHSG akan bergerak melemah di level 4.850-4.910.
“Hasil dari meeting The Fed dan spekulasi akan kelanjutan stimulus dari Bank Sentral AS akan menjadi sentimen utama yang ditunggu oleh para pelaku pasar,” ujarnya.
Sementara itu, keputusan Bank Sentral Eropa untuk mempertahankan tingkat suku bunga, dan melanjutkan menyuntikkan likuiditas terhadap banking sistem di Eropa akan menjadi sentimen tambahan bagi IHSG.
Dari dalam negeri, consumer confidence indeks bertahan di level 116.8, tidak berubah dari bulan lalu. Adapun, Christandi merekomendasikan saham-saham yang dapat diperhatikan untuk perdagangan Kamis (11/4) a.l saham BJBR, INDY, GGRM, dan TAXI.
Pada perdagangan sebelumnya, IHSG bergerak melemah 22,11 poin atau 0,45% ke level 4.877,47 dengan frekuensi perdagangan saham 133.183 kali, sebanyak 5,59 miliar unit saham dengan nilai Rp7,67 triliun.
Dari 10 sektor yang ada di IHSG, sektor pertanian (agriculture) dan barang konsumsi (consumer goods) bergerak positif, sedangkan sisanya mencatatkan kinerja negatif dipimpin sektor aneka industri (miscellaneous industry).
Investor asing tercatat melakukan transaksi beli Rp4,08 triliun, dan transaksi jual Rp4,34 triliun sehingga asing membukukan transaksi jual bersih Rp264,9 miliar. Sepanjang tahun ini investor asing mencatatkan beli bersih Rp17,97 triliun.