BISNIS.COM, JAKARTA—Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak mixed dengan kecenderungan konsolidasi.
Analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono menilai IHSG akan terkonsolidasi seiring dengan pemodal yang cenderung menahan investasinya, dan menunggu dirilisnya sejumlah laporan keuangan dari emiten dalam negeri.
“Selain dari perkembangan berita eksternal, pasar tampaknya masih menunggu keluarnya laporan keuangan dari emiten,” ujarnya, Senin (11/3).
Pasca libur hari raya Nyepi, Purwoko memperkirakan IHSG akan bergerak pada suport resistance di level 4.823-4.879.
Sementara itu, analis Sinarmas Sekuritas Christandi Rheza Mihardja memperkirakan secara teknikal IHSG akan kembali bergerak melemah di level 4.824-4.878 setelah data industrial output China tercatat di bawah estimasi para analis.
“Data industrial output China tercatat di bawah estimasi. Selain itu, bursa Eropa pun mencatat pelemahan setelah Fitch Ratings mendowngrade rating obligasi pemerintah Italia menjadi BBB+,” tuturnya.
Kendati demikian, kami berharap data penjualan retail, serta data impor dan ekspor AS yang akan dirilis pada pekan ini dapat menjadi sentimen positif terhadap indeks.
Sementara itu dari dalam negeri, data mengenai penjualan kendaraan bermotor di Indonesia diperkirakan akan memberikan sentimen tambahan terhadap sektor otomotif untuk menopang laju pergerakan IHSG.
Christandi juga merekomendasikan saham-saham yang dapat diperhatikan untuk perdagangan secara teknikal a.l seperti saham CPIN, BMRI, BBNI, dan SMRA.
Pada penutupan Senin (11/3), IHSG ditutup turun turun -20,18 poin (-0,41%) ke 4.854,31. Adapun indeks Bisnis27 juga ditutup turun -2,72 poin menjadi 422,62.
Volume perdagangan di pasar reguler tercatat 6,37 miliar unit saham, dengan total nilai Rp5,34 triliun. Pemodal asing tercatat melakukan aksi beli sebesar Rp1,93 triliun dan aksi jual sebesar Rp1,78 triliun, sehingga beli bersih asing mencapai Rp157,5 miliar.(29/yop)