Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JAKARTA BANJIR: Volume Perdagangan Pasar Modal Dikhawatirkan Turun

JAKARTA: Bencana banjir yang menggenangi banyak wilayah Ibu Kota dinilai akan menurunkan volume perdagangan di pasar modal.Kepala Riset PT Bahana Securities Harry Su mengatakan terlepas dari pendapatan perusahaan yang akan terpengaruh dampak banjir yang

JAKARTA: Bencana banjir yang menggenangi banyak wilayah Ibu Kota dinilai akan menurunkan volume perdagangan di pasar modal.

Kepala Riset PT Bahana Securities Harry Su mengatakan terlepas dari pendapatan perusahaan yang akan terpengaruh dampak banjir yang berkepanjangan ini, volume rerata perdagangan di pasar hari ini diperkirakan turun.

"Karena banyak pelaku pasar yang tidak bisa mencapai kantor mereka. Ini dapat menimbulkan masalah di pasar karena volume turun, harga saham bisa volatile secara berlebihan," katanya dalam riset, Kamis (17/1/2013).

Dalam situasi seperti ini, Harry menilai saham-saham emiten apartemen, farmasi, perkebunan, perabot, dan suku cadang akan berkinerja baik karena seluruh jaringan distribusi terkena dampat banjir.

"Kami yakin saham-saham sektor ini akan berkinerja lebih baik dibandingkan dengan sektor lain di tengah kondisi ini," jelasnya.

Secara umum, sambungnya, hal ini akan memberikan sentimen positif terhadap penyedia apartemen dibandingkan dengan landed house. "Dalam hal ini kami memerkirakan Lippo Karawaci akan memeroleh keuntungan, juga terbantu oleh bisnis rumah sakit yang seharusnya akan mengalami
peningkatan kunjungan karena banyak orang yang jatuh sakit," tuturnya.

Operator rumah sakit lainnya seperti SAME dan SRAJ juga akan menikmati keuntungan tersebut. Di pihak lain, saham Kalbe Farma dan Tempo Scan Pacific juga akan mengalami peningkatan penjualan akibat lonjakan pembelian obat seperti flu dan kulit.

Saham-saham lain yang patut direkomendasikan oleh Harry a.l. Indofood, Gudang Garam, emiten perkebunan, Astra, dan Ace Hardware.

Adapun saham-saham yang berpotensi merugi akibat bencana banjir yang masuk kategori salah satu terbesar dalam 5 tahun terakhir itu adalah sektor semen, konstruksi, batu bara, roti, ritel, transportasi (taxi & pesawat), dan telekomunikasi. (bas)


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper