Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA SUN: Kembali terkoreksi

JAKARTA--Minimnya sentimen positif dari dalam negeri dan luar negeri membuat pergerakan harga surat utang negara (SUN) kembeli terkoreksi pada penutupan sesi I siang ini, Rabu (16/1/2013).Berdasarkan data valuasi harga tengah hari yang dirilis Indonesia

JAKARTA--Minimnya sentimen positif dari dalam negeri dan luar negeri membuat pergerakan harga surat utang negara (SUN) kembeli terkoreksi pada penutupan sesi I siang ini, Rabu (16/1/2013).

Berdasarkan data valuasi harga tengah hari yang dirilis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), indeks harga SUN ditutup turun 0,05% ke level 134,392 sedangkan indeks total return turun 0,03% ke level 193,847.

Koreksi pada harga SUN mengindikasikan penaikan pada tingkat yield surat utang pemerintah tersebut karena pergerakan keduanya selalu berlawanan.

Meski indeks harga SUN terkoreksi, pergerakan harga SUN seri acuan justru didominasi oleh penguatan yaitu FR0066 (+19,5 basis poin ke 102,9195), FR0063 (+5,6 basis poin ke 103,2042), dan FR0065 (+7,8 basis poin ke 103,7569). Sementara itu, satu seri SUN benchmark yang turun adalah FR0064 sebesar –0,27% ke posisi 102,1420.

"Pasar global saat ini sedang diliputi kekhawatiran mengenai proses negosisasi kenaikan batas atas utang Amerika Serikat. Hal ini terjadi bersamaan dengan akan dirilisnya data inflasi AS malam ini," tulis tim riset IBPA.

Kekhawatiran tersebut diperparah dengan adanya ancaman dari lembaga pemeringkat utang Fitch Rating yang akan meninjau ulang peringkat-peringkat surat utang AS dengan kemungkinan downgrade jika negosiasi tak menemui kesepakatan.

Volatilitas pasar global seperti tercermin dari VIX Index tercatat masih tinggi dan mengalami peningkatan +0,22% ke level 13,55 pada penutupan perdagangan kemarin.

"Minimnya sentimen positif dari pasar global maupun pasar domestik mendorong harga-harga obligasi terus diwarnai penurunan," tulis tim riset IBPA.

Koreksi harga SUN sudah berlangsung sejak pekan lalu. Selain koreksi pada harga obligasi, kepemilikan asing juga tampak menurun yang mana per 14 Januari 2012 asing tercatat turun sebesar –0,08% menjadi Rp268,53 triliun. (msb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis :
Editor : Martin-nonaktif
Sumber : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper