Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERKEBUNAN: Tiga pilar Sejahtera berpotensi spin off anak usaha

JAKARATA – PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk berpotensi melakukan pelepasan anak usahanya yang bergerak di bidang perkebunan PT Bumiraya Investindo (BRI) pada 2014 dengan nilai penjualan sekitar US$340 juta.

JAKARATA – PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk berpotensi melakukan pelepasan anak usahanya yang bergerak di bidang perkebunan PT Bumiraya Investindo (BRI) pada 2014 dengan nilai penjualan sekitar US$340 juta.

Angka tersebut didapatkan dari dua lahan kebun yang diperkirakan akan mencapai kapasitas 34.000 hektar dalam kurun dua tahun ke depan dengan nilai US$10.000 per hektar. Nantinya dana yang diperoleh tersebut sebagian akan digunakan untuk pembagian deviden.

Direktur Keuangan Tiga Pilar Sejahtera Food Sjambiri Lioe mengatakan pihaknya belum tentu akan melakukan dalam waktu dekat karena disesuaikan dengan kebutuhan, jika perusahaan membutuhkan dana tunai maka proses spin off bisa dilakukan, tapi bila tidak mungkin akan dilaksanakan pada 2014.

Pasalnya pada tahun itu, kapasitas yang tertanam sudah mencapai 34.000 hektar sehingga dianggap sudah memenuhi. “Segalanya masih kemungkinan, tetapi akan dibicarakan lagi dengan pemegang saham apakah akan dilepas seluruhnya (spin off) atau sebagian saja. Secara ekstrim (bila dilepas semuanya) nilainya bisa mencapai US$340 juta dari dua kebun yang tertanam,” ujarnya dalam paparan publik, Selasa (18/12/2012).

Senior Vice President Corporate Finance Yulianni Liyuwardi Tiga Pilar  mengatakan saat ini porsi kepemilikan perseroannya di BRI sebesar 65%, melalui adanya proses spin off maka porsi kepemilikan akan berkurang. Namun dia belum bisa memastikan sebesar apa porsi saham yang akan di spin off.

“Kalau secara ekstrim jual semua akan dikeluarkan dari pohon kepemilkan. Tinggal spin off nya seberapa besar, apakah semua atau sebagian,” tuturnya.

Menurut dia, alasan aksi pelepasan tersebut bukan dilihat dari performance atau profil bisnis, sebab bisnis perkebunan cukup menjanjikan, kalau sudah profit secara gross margin bisa mencapai 40%.

Namun dia melihat secara bisnis keseluruhan, terutama dari sisi kebutuhan investasi yang dibutuhkan untuk pengembangannya cukup besar. Selain itu, segmen perkebunan ini baru bisa berkontribusi terhadap pendapatan perusahaan setelah 4 tahun.

“Secara overall kalau dikombinasikan dengan bisnis kami seluruhnya tidak inline, apalagi bisnis kebun ini tidak merefleksikan pergerakan saham kami di bursa,” tuturnya.

Hal ini terlihat dari kontribusi pendapatan dari perkebunan yang hanya sebesar Rp115 miliar atau sekitar 3,8%, sementara kebutuhan investasinya melebihi total pendapatan. Pada tahun depan bisnis dari perkebunan diproyeksi hanya mencapai Rp225 miliar atau 4,28% dari target pendapatan sebesar Rp5,2 triliun.

Sementara itu, Analis PT Pefindo Guntur Tri Hariyanto mengatakan proses spin off yang akan dilakukan oleh emiten dengan kode AISA merupaka hal yang wajar sebab investasi yang dikeluarkan di perkebunan cukup tinggi hingga ratusan miliar sementara margin yang dihasilkan masih minus. (msb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Dewi Andriani dan Ringkang Gumiwang

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper