Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LANGGENG MAKMUR TBK: Akses diblokade, rugi capai puluhan miliar

SURABAYA: Emiten produsen peralatan rumah tangga PT Langgeng Makmur Tbk menderita kerugian hingga puluhan miliar rupiah akibat akses ke perusahaan diblokade massa sejak 13 September 2012.

SURABAYA: Emiten produsen peralatan rumah tangga PT Langgeng Makmur Tbk menderita kerugian hingga puluhan miliar rupiah akibat akses ke perusahaan diblokade massa sejak 13 September 2012.

Direktur Langgeng Makmur Kosasih mengatakan aksi blokade yang dilakukan oleh massa yang mengatasnamakan Serikat Buruh Madani yang tengah berselisih dengan pihak penyedia jasa tenaga kerja itu menyebabkan arus keluar masuk barang terhambat.

"Manajemen terpaksa melakukan rescheduling baik terhadap buyer lokal dan asing maupun dengan suppilier," katanya dalam keterangan resmi, Selasa (25/9/2012).

Akibatnya, sambungnya, pengiriman barang ke distributor terpaksa di tunda dan ekspor ke negara-negara kawasan Asia, Timur Tengah, Australia, dan Eropa juga tidak bisa dilakukan.  

Menurutnya, sejauh ini pembeli dan supplier masih bisa menerima. Namun, jika kondisi ini berlarut-larut dan tidak ada penyelesaian yang komprehensif, pihaknya khawatir mereka  menghentikan ordernya.

Jika hal itu terjadi, lanjut Kosasih, bukan hanya perusahaan yang dirugikan tetapi 2.600 karyawan perseroan juga akan dirugikan karena mereka tidak bisa bekerja dan dikhawatirkan akan memicu terjadinya PHK.

“Kami berharap akhir bulan ini semuanya sudah teratasi. Sebab, sejak 15 September lalu, pengiriman barang lumpuh total. Karyawan juga mulai resah karena bahan baku juga mulai habis,” tambahnya.

Sekretaris Perusahaan Langgeng Makmur Stephanus Budi Agusti menambahkan selama ini kontribusi ekspor memang tidak begitu signifikan yaitu hanya 10% dari total penjualan. "Tapi ini terkait kepercayaan buyer, kalau mereka membatalkan pembelian, perusahaan harus mencari pembeli baru lagi, dan itu tidak mudah," tambahnya.

Kejadian blokade ini, sambungnya, bisa merugikan pelanggan lokal karena tidak bisa berjualan. “Supplier juga terpaksa kami minta untuk merevisi jadwal pengiriman. Mereka juga merasa dirugikan. Sebab  barang yang mereka kirim tidak bisa masuk pabrik,” terangnya.

Kendati mengalami masalah tersebut, Stephanus tetap optimis bisa mencapai target penjualan tahun ini sebesar Rp560 miliar-Rp570 miliar atau naik 10%-15% dari tahun lalu sebesar Rp502 miliar.

“Kami optimis target akan tercapai. Kami berharap kuartal empat nanti kondisinya membaik lagi,” ujarnya.

Lebih lanjut Stephanus mengatakan kejadian ini bisa berdampak luas terhadap iklim usaha dan iklim investasi di Indonesia, khususnya di Sidoarjo Jawa Timur, jika tidak segera diatasi.

Saat ini emiten berkode LMPI itu tengah meminta perlindungan hukum dari pihak kepolisian agar dapat segera memecahkan masalah tersebut.(msb)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper