JAKARTA: Berlanjutnya depresiasi nilai tukar rupiah turut menekan pergerakan harga surat utang negara pada perdagangan Rabu (29/8/2012).
Sekretaris Perusahaan Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Tumpal Sihombing melaporkan rata-rata yield SUN mencatatkan kenaikan yang mengindikasikan koreksi dari sisi harga.
"Hingga sesi siang ini, rata-rata yield mengalami kenaikan 3,0 basis poin yang mana tenor panjang masih memimpin kenaikan," katanya, Rabu (29/8/2012).
Dia menjelaskan naik cepatnya yield pada tenor panjang mengindikasikan bahwa pelaku pasar masih cemas terkait kondisi global dan domestik. "Kecemasan tersebut ditandai juga oleh melebarnya spread yield tenor 2 tahun dan 10 tahun pada kisaran 85 basis poin dari kisaran 81 basis poin pada penutupan sebelumnya," jelasnya.
Semua SUN seri acuan mencatatkan koreksi harga pada kisaran 5,1 basis poin-32,2 basis poin dengan penurunan terbesar terjadi pada seri FR0058 yang memiliki tenor terpanjang dari level harga 114,92 ke level 114,60.
"Pelemahan harga-harga berimbas pula pada masih tertekannya indeks harga bersih dari level 129,72 ke level 129,47 atau turun 0,20%," tuturnya.
Sementara itu, lanjutnya, indeks total return juga masih tertekan ke level terendahnya sejak 2 bulan terakhir pada level 181,75, turun 0,17% dari level 182,06 pada penutupan kemarin.
"Koreksi yang terjadi sejak awal pekan hingga siang ini diperkirakan masih terimbas sejumlah sentimen negatif yang ada di pasar. Sentimen negatif tersebut diperkirakan juga berimbas pada terjadinya capital outflow di pasar domestik," terang Tumpal.
Hingga sesi siang ini, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus mengalami depresiasi pada level Rp9.564 dari posisi Rp9.549.(msb)