Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NILAI TUKAR: Rupiah pagi terdepresiasi ke Rp9.536 per dolar AS

JAKARTA: Pada perdagangan pagi ini nilai tukar rupiah tercatat Rp9.536 per dolar AS, terdepresiasi tipis 2 poin atau -0,02% dari penutupan kemarin pada Rp9.534. Berdasarkan Bloomberg, mata uang rupiah bergerak dalam kisaran Rp9.530-Rp9.543.Sementara

JAKARTA: Pada perdagangan pagi ini nilai tukar rupiah tercatat Rp9.536 per dolar AS, terdepresiasi tipis 2 poin atau -0,02% dari penutupan kemarin pada Rp9.534. Berdasarkan Bloomberg, mata uang rupiah bergerak dalam kisaran Rp9.530-Rp9.543.Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, melemah ke posisi Rp9.510 dibanding sebelumnya Rp9.500 per dolar AS.Managing Research Indosurya Asset Management, Reza Priyambada mengatakan investor masih menempatkan dananya dalam bentuk dolar AS untuk menjaga nilai aset seiring belum adanya kepastian penanganan krisis utang di Eropa."Kebijakan penanganan krisis utang di Eropa masih ditunggu pasar. Yunani dikabarkan tengah meminta pelonggaran waktu pengetatan fiskal yang akan diputuskan September," kata Reza seperti dikutip dari Antara.Meski demikian, ujarnya, masih ada ruang penguatan nilai tukar rupiah seiring dengan merebaknya harapan pelonggaran moneter oleh Bank Sentral AS atau Federal Reserve."Pelaku pasar mengekspektasikan AS akan melakukan pelonggaran kuantitatif, kondisi itu akan mengikis dolar AS," kata dia.Sementara itu Research and Analysis Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan, harapan akan dikeluarkannya kebijakan pelonggaran kuantitatif dapat membuat dolar AS melemah terhadap mata uang utama dunia dan komoditi serta mengangkat bursa saham."Jadi rencana kebijakan pelonggaran kuantitatif bukan lagi persoalan apakah akan diadakan atau tidak, tapi kapan akan dikeluarkan," kata Ariston.Di sisi lain, lanjut dia, optimisme yang berkembang seputar solusi krisis utang Eropa kembali memudar karena masih adanya pertentangan masalah pembelian obligasi dan belum adanya kepastian mengenai terbentuknya lembaga bailout permanen Eropa, European Stability Mechanism (ESM).(faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper