JAKARTA: Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu mencatat total penerbitan surat berharga negara neto per 22 Maret 2012 mencapai Rp56,82 triliun dari target APBN 2012 sebesar Rp134,56 triliun.
Rahmat Waluyanto, Dirjen Pengelolaan Utang Kemenkeu, mengatakan per 22 Maret 2012 realisasi penerbitan SBN netto mencapai Rp56,82 triliun. Sementara itu, hitungan bruto-nya mencapai Rp98,02 triliun atau 38,64% dari target penerbitan SBN bruto 2012 sebesar Rp254,8 triliun.
"Realisasi sampai Maret, 38,46% dari total penerbitan gross sekitar Rp254,8 triliun, jadi gross issuence-nya Rp98,02 triliun. Sementara [realisasi penerbitan SBN] dari neto Rp56,82 triliun," ujarnya, akhir pekan lalu.
Menurut Rahmat, strategi menggenjot pembiayaan di awal tahun (front loading) akan diterapkan sehingga pada semester I/2012 diharapkan total penerbitan bisa mencapai 55-60% dari target.
"Front loading itu biasanya kondisi pasar masih relatif lebih baik karena demand-nya masih tinggi, yield-nya juga masih relatif rendah dibandingkan dengan di semester II. Karena semester I, terutama Januari itu kan ada January effect," katanya.
Berdasarkan APBN 2012, target penerbitan SBN baru (neto) dipatok Rp134,56 triliun.
Namun, jumlahnya membengkak Rp25 triliun atau menjadi Rp159,59 triliun dalam RAPBNP 2012 guna menutup melebarnya defisit dari 1,53% menjadi 2,23% terhadap Produk Domestik Bruto.
Melihat realisasi penawaran terhadap lelang SBN yang dilakukan pemerintah awal tahun ini, Rahmat optimistis penambahan target penerbitan SBN neto Rp25 triliun dapat terserap pasar.
Asalkan, pasar dalam kondisi yang stabil, alias tingkat bunga dan harga tidak berfluktuasi tajam karena dapat membingungkan persepsi investor.
Rahmat mengatakan selama ini kan lelang oversubscription-nya tinggi yang memperlihatkan bahwa potensi permintaan terhadap SBN masih sangat tinggi.
“Kemarin sukuk retail permintaannya hampir Rp20 triliun, yang kita ambil hanya Rp13,6 triliun dan kita terbitkan Sukuk Dana Haji Indonesia Rp8 triliun, jadi tidak ada masalah menurut saya," ujarnya. (ea)