Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fitch: Peringkat Arpeni masih gagal bayar terbatas

JAKARTA: PT Fitch Ratings Indonesia menetapkan kembali peringkat nasional jangka panjang emiten pelayaran curah PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk pada posisi 'gagal bayar terbatas'.Hal itu disampaikan Direktur & Analis Utama Pemeringkatan

JAKARTA: PT Fitch Ratings Indonesia menetapkan kembali peringkat nasional jangka panjang emiten pelayaran curah PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk pada posisi 'gagal bayar terbatas'.Hal itu disampaikan Direktur & Analis Utama Pemeringkatan Internasional Fitch Nandini Vijayaraghavan dalam riset pemeringkatannya hari ini.Dia juga menetapkan peringkat utang denominasi rupiah dan dolar AS perseroan pada level yang sama, yaitu restricted default (RD)."Peringkat obligasi senior denominasi dolar AS perusahaan yang akan jatuh tempo pada 2013 juga telah ditetapkan kembali pada level C, dengan peringkat pemulihan RR6," ujar Vijayaraghavan.Peringkat itu, tuturnya, mencerminkan negosiasi yang sedang dilakukan Arpeni dengan krediturnya untuk merestrukturisasi utang.Saat ini, perusahaan yang dipmpin Oentoro Surya tersebut sedang dalam proses pengadilan untuk merestrukturisasi utangnya serta utang yang dijamin perusahaan di dalam kelompok usahanya.Perusahaan berkode saham APOL itu juga telah mendapatkan persetujuan pemegang sahamnya untuk menawarkan ekuitasnya secara terbatas (private placement) yang akan diselesaikan ketika restrukturisasi utang selesai.Kinerja lemahFitch turut menilai kinerja operasional dan keuangan Arpeni masih lemah, yang diperburuk oleh rendahnya level Baltic Dry Index, yang menunjukkan masih menurunnya tarif pengiriman kargo lewat laut.Baltic Dry Index merupakan acuan yang melacak biaya yang dibebankan untuk pengiriman kargo curah lewat laut oleh perusahaan pelayaran dunia.Fitch juga menilai belum ada tanda-tanda perbaikan profil kredit Arpeni dan masih menununggu selesainya restrukturisasi utang dan private placement ekuitas perusahaan itu.Penurunan peringkat Arpeni ke level RD dilakukan pada December 2010, yang mencerminkan gagal bayarnya kupon salah satu obligasi perusahaan yang seharusnya dibayar pada 17 September 2010.Kupon itu merupakan kewajiban perusahaan yang berasal dari penerbitan salah satu obligasi perusahaan yang bernilai pokok Rp600 miliar dan terbit pada 2008.Peringkat pemulihan di level RR6 pada obligasi Arpeni menunjukkan prospek yang rendah (poor) terkait dengan kemungkinan gagal bayar. (Bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper