Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aksi The Fed jatuhkan saham berjangka Jepang dan Australia

 

 

JAKARTA: Saham berjangka Jepang dan Australia jatuh setelah Komite Pasar Terbuka Federal berjanji untuk membeli US$400 miliar utang jangka panjang dan mencermati risiko prospek ekonomi, yang meredam prospek pendapatan bagi eksportir Asia.
 
American Depositary Receipts (ADR) Toyota Motor Corp, produsen mobil terbesar di dunia yang meraih 28% penjualannya di Amerika Serikat dan Kanada, turun 2,1% dari harga penutupan saham di Tokyo.
 
Mitsubishi UFJ Financial Group Inc, pemberi pinjaman terbesar di Jepang berdasarkan nilai pasar, turun 3,9% setelah Moody `s Investors Service memangkas peringkat pada tiga bank utama AS. ADR dari Woodside Petroleum Ltd, produsen minyak dan gas nomor dua di Australia, turun 1,3% setelah harga minyak mentah turun.
 
Kontrak pada indeks Nikkei 225 Jepang Stock Average jatuh tempo bulan Desember ditutup pada 8.530 di Chicago kemarin, turun dari 8.680 di Osaka, Jepang. Harga yang ditawarkan pada premarket di posisi 8.580 di Osaka pada 08:05 waktu setempat. Kontrak pada Australia S&P/ASX 200 Index turun 2,6% hari ini. NZX 50 Index  Selandia Baru kehilangan 0,6% di Wellington.
 
"Tidak ada kejutan tentang kebijakan moneter FOMC, dan itu menyoroti seberapa parah ekonomi AS," kata Mitsushige Akino, yang mengawasi sekitar US$600 juta pada Ichiyoshi Investment Management Co yang berbasis di Tokyo.
 
Kontrak pada indeks Standard & Poor 500 naik 0,1% hari ini. Di New York, indeks turun 2,9% kemarin, penurunan terbesar sejak 18 Agustus.
 
Federal Reserve mengatakan kemarin akan membeli utang yang jatuh tempo jangka panjang dan menjual lebih pendek untuk mempertahankan pemulihan ekonomi, membenarkan spekulasi pasar bahwa bank sentral merencanakan "Twist Operasi" yang mirip dengan salah satu program bank sentral pada tahun 1960.
 
MSCI Asia Pacific Index turun 14% tahun ini hingga kemarin, dibandingkan dengan penurunan 7,2% pada S&P 500 dan 18% kerugian pada Indeks Stoxx 600 di Eropa.
 
Minyak mentah untuk pengiriman November turun 1,2% menjadi US$85,92 per barel di New York Mercantile Exchange kemarin.
 
Yen mencapai 103,67 per euro hari ini, level terkuat sejak Juni 2001, sebelum diperdagangkan di 104,07. Penguatan yen menyedihkan eksportir Jepang karena nilai pendapatan luar negeri mereka terpangkas. (ln)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Lahyanto Nadie/Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper