Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah menguat tipis siang ini

JAKARTA: Nilai rupiah menguat, mematahkan grafik penurunan dalam 2 hari sebelumnya, karena perkiraan data ekonomi AS dan Jepang yang telah membaik mengurangi kekhawatiran pemulihan global lambat, dan memperkuat permintaan untuk pasar aset negara berkembang. Analis

JAKARTA: Nilai rupiah menguat, mematahkan grafik penurunan dalam 2 hari sebelumnya, karena perkiraan data ekonomi AS dan Jepang yang telah membaik mengurangi kekhawatiran pemulihan global lambat, dan memperkuat permintaan untuk pasar aset negara berkembang. Analis Ekonomi Realtime Futures Wahyu Laksono mengungkapkan penaikan yang secara teknikal merupakan rebound ini dipengaruhi oleh stabilisasi di pasar finansial. Menurut dia, masa panik atas kondisi ekonomi global telah teredam. Hal itu menimbulkan reaksi pasar untuk kembali mencari aset. “Terkait bargain hunting [pencarian aset] ini, jelas saham Asia sangat menarik dari konteks value karena lebih murah, dan secara fundamental Asia lebih baik dari AS dan Eropa,” ujar Wahyu kepada Bisnis, kemarin. Rupiah menguat terhadap dolar sebesar 0,3% menjadi 8.543,75 pada 14.00 waktu Jakarta. Sementara MSCI Asia Pacific Indeks yang merupakan saham regional naik 1,2% setelah Departemen Perdagangan AS mengumumkan industri penjualan retail AS meningkat 0,5% pada Juli. Ini merupakan kenaikan tertinggi dalam 4 bulan. "Data penjualan ritel yang jauh lebih baik dari perkiraan memberi kami sedikit penangguhan. Itu akan positif untuk aset berisiko seperti halnya mata uang Asia," kata Teck Kin Suan, seorang ekonom di United Overseas Bank Ltd di Singapura seperti dikutip Bloomberg. AS sebagai penggerak ekonomi terbesar dunia itu merupakan pembeli ketiga terbesar ekspor non-minyak Indonesia pada Juni. Kondisi tersebut turut memengaruhi penaikan nilai mata uang ber-ticker IDR ini. "Data AS yang lebih baik membantu menenangkan investor. Saham Asia dan mata uang sedang naik," ujar head of treasury PT Bank Resona Perdania Lindawati Susanto. Mata uang lokal ini telah terapresiasi sebanyak 5,2% tahun ini, kinerja terbaik kedua di antara 10 mata uang Asia yang   paling diperdagangkan termasuk Yen. Ini terjadi karena investor global membeli lebih dari US$2,1 miliar saham lokal dibandingkan yang diperjualbelikan. Indonesia juga mendorong kepemilikan obligasi negara dengan 24% menjadi Rp243,12 triliun atau setara US$28,5 miliar tahun ini. Hari ini, sebagian besar mata uang Asia bergerak maju terhadap dolar AS. Penguatan dipimpin ringgit Malaysia. Ringgit menguat 0,7% menjadi 2,9825 per dolar pada 13.00 waktu Kuala Lumpur. Peso Filipina naik 0,5% menjadi 42,448 per dolar. Sementara dolar Singapura naik 0,4% menjadi S$ 1,2069. Penjualan ritel AS naik di luar otomotif naik 0,5%, lebih dari diperkirakan ekonom dalam survei Bloomberg yang meramalkan peningkatan 0,3%. Sementara itu, Produk Domestik Bruto Jepang menyusut 1,3% pada kuartal kedua dibandingkan tahun sebelumnya. Di tempat lain, dolar Taiwan dihargai naik 0,2% menjadi NT$ 28,944 terhadap mitra di AS, sedangkan dolar AS melemah terhadap Baht Thailand sebesar 0,12% menjadi 29,9 Baht per dolar. (Lavinda/faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper