DALLAS: Minyak mengalami penurunan terbesar dalam 7 pekan di New York setelah sejumlah komoditas termasuk logam mulia bertumbangan sebaliknya dolar AS menguat.
Kontrak berjangka anjlok dari level tertinggi dalam 27 bulan di tengah sinyal pemulihan ekonomi global bakal menggenjot investasi dalam valas dan saham. Penguatan dolar AS menggerus permintaan komoditas dalam mata uang AS itu. Bulan lalu, minyak naik 8,6% seiring dengan melemahnya dolar AS 3%.Minyak untuk pengiriman Februari turun US$2,17 atau 2,4% menjadi US$89,38 per barel di New York Mercantile Exchange, penurunan terbesar sejak 16 November. Kemarin, minyak sempat menyentuh US$92,58, harga intraday tertinggi sejak 7 Oktober 2008. Tahun lalu, kontrak berjangka naik 15%.Minyak brent untuk pengiriman Februari juga turun US$1,31 atau 1,4% menjadi US$93,53 per barel di ICE Futures Europe London. Dolar AS menguat 0,5% menjadi US$1,3299 per euro pada pukul 3:25 p.m. di New York. Sepanjang tahun lalu, mata uang ini menguat 6,5%. "Terlihat ada optimisme yang meningkat di pasar," kata Phil Flynn, vice president PFGBest di Chicago. Thomson Reuters/Jefferies CRB Index untuk 19 komoditas naik 17% sepanjang 2010, sedangkan MSCI All Country World Index nilai saham naik 13%.(yn)