Bisnis.com, JAKARTA — Kenaikan harga Bitcoin bakal berbalik jadi kabar buruk. Indikator teknikal jangka panjang menunjukkan bahwa harga mata uang digital itu akan berlanjut mengalami penurunan.
Analisis teknikal dari Divergence Analysis (DVAN) untuk tren jangka panjang menunjukkan Bitcoin akan melanjutkan tren pelemahan. Indikator dasarnya, yang melayang di atas garis algoritmanya, tidak menunjukkan adanya masa depan positif bagi pergerakan harga Bitcoin.
Bloomberg Intelligence analis Mike McGlone mengatakan, selama garis dasarnya masih di atas garis algoritmanya, Bitcoin akan tetap melemah.
“Namun jika garis algoritmanya ada di atas garis dasar, investor kemungkinan akan melihatnya sebagai sinyal aksi beli dan mata uang kripto itu bisa kembali menguat,” kata McGlone, dikutip dari Bloomberg, Selasa (30/10/2018).
Sebelum hal itu terjadi, Bitcoin kemungkinan akan kembali menguji level US$6.000 per koin. Harga mata uang itu sudah melayang pada kisaran US$6.200 per baru-baru ini, terakhir kalinya menembus US$6.000 per sejak pertengahan Agustus dan ditutup di bawah level tersebut sejak Juni.
Harga mata uang kripto paling terkenal itu sudah melemah sekitar 66% sejak menembus harga tertingginya di US$19.511 per pada pertengahan Desember tahun lalu.
Pergerakan harga mata uang kripto itu dilanda sejumlah masalah sepanjang tahun ini, termasuk melebarnya aturan pengawasan dan perlambatan adaptasi token digital sebagai alat pembayaran. Total kapitalisasi pasar untuk mata uang virtual itu ajlok sepanjang tahun ini.
Token digital itu telah menghapuskan nilainya sebesar US$600 miliar di pasar, terhitung sejak Januari tahun ini.