Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bangun 2 Pabrik, Rencana Investasi ANJT Tak Terpengaruh Kurs

Emiten perkebunan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) tidak merevisi anggaran pengembangan dua pabrik meskipun terjadi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Petugas jasa penukaran valuta asing memeriksa lembaran mata uang rupiah dan dollar AS di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA-Emiten perkebunan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) tidak merevisi anggaran pengembangan dua pabrik meskipun terjadi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.  

Direktur Keuangan Austindo Nusantara Jaya Lucas Kurniawan menyampaikan, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak membuat manajemen melakukan perubahan anggaran investasi pengembangan pabrik. Namun demikian, pada 2019 ANJT akan menyesuaikan anggaran investasi dengan kondisi harga CPO yang rendah.

"Untuk 2018, kami tidak melakukan perubahan anggaran investasi karena dampak USD/IDR. Namun, kami akan menyesuaikan anggaran 2019 dengan harga CPO yang masih lesu," tuturnya saat dihubungi, Selasa (23/10/2018).

ANJT akan merampungkan pengembangan dua pabrik senilai US$29,4 juta pada 2019. Pabrik pertama merupakan pengolahan edamame di Jember, Jawa Timur, yang menyerap investasi senilai US$6,4 juta.

Fasilitas ini dibangun mulai Oktober 2017, dan diharapkan rampung pada awal 2019. “Pengembangan pabrik edamame di Jember hampir rampung, saat ini dalam tahap uji coba,” ujarnya.

Adapun, pabrik kedua yang sedang dibangun ANJT ialah fasilitas pengolahan minyak kelapa sawit (CPO), minyak kernel sawit (PKO), dan sagu di Papua Barat. Biaya investasinya sekitar US$23 juta.

Pembangunan pabrik berkapasitas 90 ton per jam itu sudah dimulai sejak September 2017. Diharapkan fasilitas pengolahan CPO dan PKO  tersebut dapat rampung pada pertengahan 2019 untuk memproses produksi tandan buah segar (TBS) perdana milik perusahaan di Papua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper