Bisnis.com, JAKARTA — Bencana Banjir Bandang dan longsor yang melanda Jepang sejak Kamis (5/7/2018) melumpuhkan kegiatan industri, ketika Mazda dan Daihatsu memutuskan untuk menutup kegiatan operasinya.
Berdasarkan laporan Asia.nikkei.com, kedua pabrik otomotif itu menghentikan produksi untuk memastikan keselamatan para pekerjanya.
"Mazda Motor Corp dan Daihatsu Motor Co--Unit pembuatan mobil mini Toyota Motor Corp--menutup kegiatan operasi di pabrik Kyoto,Hiroshima, dan Yamaguchi," tulis Asia.nikkei.com Senin (9/7/2018).
Alasan lain yang memaksa Mazda dan Daihatsu menutup pabrik adalah ketidakpasitan pasok dari pabrikan komponen dan suku cadang, karena mereka juga terdapampak oleh banjir bandang.
"Selain untuk memastikan keselamatan karyawan, ketidakpastin pasok komponen dan suku cadang juga menjadi alasan penutupan pabrik," tulis laporan itu.
Sementara itu, Reuters melaporkan raksasa elektronika Jepang, Panasonic Corp, terdampak banjir ketika lini pabriknya di Okayama (Jepang Barat) terisolasi akibat banjir yang menutup akses jalan ke pabrik itu.
"Hari ini manajemen akan mengambil keputusan menganai kelangsungan kegiatan pabrik itu untuk sepekan mendatang," tulis laporan Reuters Senin (9/7/2018).
Bloomberg juga melaporkan selain berdampak terhadap kegiatan pabrikan otomotif dan elektronika tersebut, Banjir Jepang juga mempengaruhi kegiatan layanan belanja online Amazon di Negeri Sakura tersebut.
Tak pelak, ini membuat para investor mulai mengkalkulasi apakah akan melepas atau justru membeli saham Mazda,Daihatsu,Panasonic di lantai Bursa Tokyo.
"Investor masih melakukan kalkulasi atas dampak banjir dan longsor Jepang tersebut," tulis laporan Bloomberg Senin (9/7/2018).
5,9 Juta Harus Dievakuasi
Korban bencana banjir dan tanah longsor di Jepang terus memakan korban seiring dengan bergulirnya waktu ketika tim penyelamat berhasil menemukan mereka.
Menurut catatan Asia.nikkei.com, hingga hari ini tercatat 88 orang meninggal akibat bencana longsor dan banjir bandang tersebut.
"Sekitar 300.000 orang terpaksa tinggal di pusat-pusat penampungan. Diperkirakan, sekitar 5,9 juta orang yang diungsikan," tulis laporan itu.
Proses evakuasi mungkin akan menjadi operasi penyelamatan terbesar di Negeri Sakura itu karena mereka tersebar di 19 perfektur atau lebih dari sepertiga dari total 47 wilayah perfektur di Jepang.