Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emas Bertahan di Bawah US$1.250 Jelang Keputusan The Fed

Harga emas bertahan di bawah level US$1.250 per troy ounce menjelang keputusan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) dalam membicarakan kenaikan tingkat suku bunga.
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara
Harga emas berjangka naik di Divisi COMEX New York Mercantile Exchange./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas bertahan di bawah level US$1.250 per troy ounce menjelang keputusan pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) dalam membicarakan kenaikan tingkat suku bunga.

Pada penutupan perdagangan Senin (11/12/2017) terpantau, harga emas Comex kontrak pengiriman Februari 2018 melemah menuju level US$1.248,20 per troy ounce.

Sementara harga emas spot ditutup melemah menuju US$1.244,89 per troy ounce. Harga emas spot turun 2,5% pekan lalu, level penurunan terbesar sejak Mei 2017.

Harga emas mengalami penurunan mingguan terbesar di lebih dari enam bulan lantaran pasar mengantisipasi kenaikan suku bunga The Federal Reserve.

The Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada pertemuan kebijakan dua hari yang akan berakhir pada Rabu (13/12) besok. Pernyataan yang menyertainya akan diawasi ketat oleh pelaku pasar.

“Hasilnya adalah bagaimana panduan ke depannya. Apakah meraka lebih hawkish, kurang hawkish, lalu seperti apa arah pergerakan inflasi, serta economic outlook-nya,” kata Bark Melek, Head of Commodity Strategy di TD Securities di Toronto.

“Jika komentar ke arah dovish, maka emas akan rally,” tambah Melek.

Pasar juga mengantisipasi komentar mengenai laju kenaikan suku bunga untuk masa depan seiring dengan masih lambannya inflasi dan pertumbuhan upah yang telah menimbulkan tanda tanya.

Seperti diketahui sebelumnya terkait pertumbuhan upah, tercatat upah rata-rata perjam meningkat 0,2%, atau lebih rendah dari ekspektasi pasar sebesar 0,3%.

Para analis mengatakan, data upah tersebut bisa membebani laju kenaikan suku bunga pada tahun depan karena menjadi cerminan inflasi yang rendah sehingga The Federal Reserve bertarung dengan itu.

“Ketiadaan tekanan upah tidak akan mengubah aspirasi kenaikan suku bunga The Fed dalam pertemuan mendatang, tapi akan menjadi titik diskusi utama bagi Gubernur The Fed pada 2018,” kata Marvin Loh, Senior Global Market Strategist di BNY Mellon di Boston.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper