Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASAR UANG: Risiko Geopolitik Meningkat Jadi Sentimen

Indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama dunia terpantau melemah 0,08% atau 0,08 poin ke level 100,48 pada pukul 12.44 WIB.
Geopolitik global jadi sentimen pasar uang./.Reuters
Geopolitik global jadi sentimen pasar uang./.Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat bergerak melemah pada perdagangan hari ini, Kamis, (6/4/2017), terbebani oleh kehati-hatian investor atas pertemuan AS-China serta kekhawatiran geopolitik.

Indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama dunia terpantau melemah 0,08% atau 0,08 poin ke level 100,48 pada pukul 12.44 WIB.

Indeks dolar sempat meningkat ke level tertinggi tiga pekan pada level 100,85 kemarin menyusul laporan ADP pada pekerjaan sektor swasta AS.

Namun, dolar melemah meskipun adanya komentar hawkish pada risalah FOMC Meeting bulan Maret yang dirilis kemarin malam, yang menunjukkan sebagian besar pembuat kebijakan berbendapat The Fed harus mulai memangkas neraca senilai US$4,5 triliun akhir tahun ini.

"Meskipun isi dari risalah The Fed seharusnya mendukung dolar, penguatan tertahan oleh aksi harga di pasar lain, yang bereaksi negatif terhadap rilis tersebut," kata Shusuke Yamada, analis senior Bank of America Merrill Lynch, seperti dikutip Reuters.

"Risiko geopolitik juga membebani dolar. Pasar mulai melihat perkembangan terakhir mengenai Korea Utara, dan sekarang ingin mengetahui implikasi geopolitik dari pertemuan AS-China," lanjut Yamada.

Ketegangan regional meningkat setelah Korut melakukan uji coba penembakan rudal balistik pada hari Rabu, hanya sehari sebelum pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping, di mana juga ada rencana pembicaraan mengenai pengembangan senjata Korut.

Kekhawatiran di pasar keuangan juga memuncak karena kritik konstan Trump terhadap kebijakan ekonomi China.

Kehati-hatian tersebut juga telah menekan minat investor terhadap asset berisiko pekan ini, sehingga menekan imbal hasil  obligasi dan minat terhadap dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper