Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Anjlok, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Rupiah anjlok sangat dalam.pada perdagangan pagi ini, Jumat (11/11/2016). Pada pk.08.45 WIB, rupiah melemah 3,78% ke Rp13.635 per dolar AS.
Rupiah anjlok pagi ini./.MediumTermNotes.com
Rupiah anjlok pagi ini./.MediumTermNotes.com

Bisnis.com, JAKARTA- Rupiah anjlok sangat dalam.pada perdagangan pagi ini, Jumat (11/11/2016).

Pada pk.08.45 WIB, rupiah melemah 3,78% ke Rp13.635 per dolar AS.

“Respons dari Trump,” kata Ekonom PT Bank Permata Tbk Josua Pardede saat dihubungi hari ini, Jumat (11/11/2016).

Seperti diketahui pasar dikejutkan dengan Donald Trump dari Partai Republik yang mampu mengalahkan rivalnya dari Partai Demokrat Hillary Clinton dalam pilpres AS.

Dia mengemukakan dalam kampanyenya, Trump dari sisi kebijakan ekonomi cenderung ke dalam, dan melakukan proteksi terhadap perdagangan internasional, yang diprediksi akan berimplikasi pada volume perdagangan global

Dia mengemukakan indeks dolar makin bergerak reli tadi malam, dan ditutup menguat 0,29% ke 98,785 pada perdagangan Kamis atau Jumat pagi.

Pagi ini, Jumat (11/11/2016), indeks dolar kembali melanjutkan reli. Bahkan nyaris menyentuh level 99. Pada pk. 08.37 WIB, indeks dolar AS menguat 0,12% ke 98,903.

“Tadi malam, yen Jepang ajlok. Melemah dekati 107. Mata uang Asia melemah,” kata Josua.

Sementara itu pemankasan pajak menciptakan kebijakan fiskal lebih longgar, dan Trump dinilai akan mendorong inflasi lebih cepat. Trump juga mengatakan akan menciptakan lapangan kerja bagi warganya.

Hal itu menyebabkan yield obligasi pemerintah AS naik. Terjadi aksi jual yang menyebabkan imbal hasil  ke angka 2,15%.

“Artinya ini menujukkan ekspektasi kenaikan inflasi cukup cepat,” kata Josua.

Naiknya yield obligasi pemerintah AS, ujarnya, menyebabkan harga obligasi Asia jatuh.

Sementara itu asing masih cukup besar kepemilikan obligasi di Indonesia, per November mencapai 38,4%.

“Porbabilitas kenaikan Fed Rate juga masih cukup kuat yaitu 90% ,” kata Josua.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper