Bisnis.com, JAKARTA - Harga CPO konsisten menguat pada awal perdagangan Senin (10/8), mengikuti kenaikan harga minyak kedelai di saat ringgit bergerak di level terendah.
Kontrak berjangka CPO untuk Oktober 2015, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, dibuka menguat 0,44% ke harga 2.051 ringgit atau Rp7,07 juta per ton.
CPO sempat menguat hingga 0,93% ke 2.061 ringgit per ton di awal perdagangan kemudian diperdagangkan lebih mahal 0,69% ke harga 2.056 ringgit per tonk pada pukul 10.07 WIB.
Investor membeli kontrak berjangka CPO di tengah kelesuan nilai tukar ringgit terhadap dolar Amerika Serikat.
Ringgit adalah mata uang yang paling tertekan di Asia, turun nyaris 11% sejak awal tahun dan saat ini diperdagangkan di sekitar rekor level terendah yaitu 3,9260 per dolar AS.
Harga CPO juga rebound mengikuti kenaikan harga minyak kedelai di pasar komoditas Chicago. Kontrak minyak kedelai ditutup melejit 1,3% ke US$30,46/pound pada Jumat dan hari ini diperdagangkan naik hingga 1,12%.
Minyak kedelai adalah komoditas subtitusi utama CPO sebagai bahan baku industri makanan dan kosmetik. Adapun ringgit yang lemah berpotensi mendorong volume ekspor minyak kelapa sawit tersebut.
Pergerakan Harga Kontrak CPO Oktober 2015
Tanggal | Level | Perubahan |
10/8/2015 | 2.051 | +0,44% |
7/8/2015 | 2.042 | -0,15% |
6/8/2015 | 2.045 | +0,39% |
5/8/2015 | 2.037 | -1,21% |
4/8/2015 | 2.062 | +0,39% |
Sumber: Bloomberg