Bisnis.com, MAKASSAR – Bursa Efek Indonesia Perwakilan Makassar mencatat jumlah investor saham yang aktif di Sulawesi Selatan mengalami penurunan per Oktober 2014 menjadi 4.362 investor dari posisi Juli 2014 sebanyak 4.423 investor.
Kepala kantor Perwakilan BEI Makassar Fahmin Amirullah mengatakan penurunan itu terjadi karena setelah membuka rekening saham dan aktif, investor saham tidak melakukan deposit atau transaksi, sehingga rekening sahamnya menjadi dorman.
“Nanti, kalau investor saham yang rekeningnya dorman tersebut mau bertransaksi, maka rekeningnya baru diaktifkan kembali,” kata Fahmin kepada Bisnis, Senin (1/12/2014).
Menurut Fahmin, meski jumlah itu mengalami penurunan jika dibandingkan posisi Juli 2014, angka itu meningkat sekitar 10% dibandingkan posisi Desember 2013 sebanyak 3.930 investor aktif.
“Setiap tahun, jumlah investor aktif memang terus mengalami peningkatan di atas 10%,” ucapnya.
Dia juga menyebutkan, meski dari sisi jumlah investor aktif terus mengalami tren pertumbuhan, melihat potensi di Sulsel yang cukup besar, sebenarnya jumlah tersebut masih jauh dari harapan.
Hal itu juga bisa terlihat dari potret jumlah penduduk dewasa di Sulsel yang sekitar 8,5 juta jiwa, sehingga tercatat jumlah investor saham di wilayah ini masih di bawah 1% dari jumlah penduduk dewasa yang ada.
Fahmin mengakui, kultur atau budaya menjadi salah satu kendala pihaknya sulit menjaring investor saham, utamanya di wilayah Sulsel.
Terlihat, masyarakat di wilayah ini masih cenderung kepada bentuk perdagangan atau investasi yang riil, seperti jual beli.
Sehingga, tambahnya, pada saat masyarakat memiliki dana untuk diinvestasikan, dana tersebut sebagian besar mereka investasikan atau kelola dalam bentuk riil, seperti jual beli barang, tanah, properti dan sebagainya, yang ada wujudnya.
Sejauh ini, pihaknya terus berupaya melakukan sosialisasi dan edukasi, misalnya dengan mengadakan Sekolah Pasar Modal untuk masyarakat umum dan calon investor saham.
“Sejak diibuka pada 2009 hingga saat ini, peminatnya cukup beragam. Ada karyawan swasta, pengusaha, PNS dan ada juga beberapa mahasiswa,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Fahmin, pihaknya juga gencar melakukan kegiatan edukasi ke kampus-kampus bahkan sudah menjalin kerja sama dengan tiga kampus di Makassar, yaitu Universitas Hasanuddin, Universitas Negeri Makassar dan STIM Nitro Makassar, dengan membuka Galeri Investasi Bursa.
Adapun, Galeri Investasi Bursa seperti laboratorium pasar modal di kampus, ada perpustakaan pasar modalnya dan ada sistem perdagangan yang disiapkan oleh perusahaan sekuritas yang ikut terlibat.
Melalui Galeri Investasi Bursa ini mahasiswa bisa melakukan pengambilan data perusahaan emiten, misalnya laporan keuangan untuk dijadikan bahan tugas atau skripsi.
Dengan Galeri Investasi Bursa tersebut, pihaknya juga bisa menjaring investor saham dari kalangan mahasiswa karena saat [mahasiswa] sudah teredukasi dan melihat secara langsung manfaat yang ada di pasar modal, mereka menjadi tertarik dan bisa melakukan pembukaan rekening efek, serta melakukan transaksi saham di galeri.
“Jadi, ada perusahaan sekuritas yang membantu mereka untuk membuka rekening efek,” tukas Fahmin.