Bisnis.com, KUALA LUMPUR—Harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) merosot ke bewah 2.500 ringgit per ton untuk pertama kalinya sejak Oktober 2014. Hal ini terjadi di tengah spekulasi menyusutnya volume ekspor Malaysia.
Harga kontrak CPO untuk pengiriman Maret tercatat turun 0,8% menjadi 2.497 ringgit (US$767) oer ton di Bursa Derivatives Malaysia. Angka ini adalah yang terendah sejak 29 Oktober. CPO mengakhiri transaksi pada sesi pagi pada level 2.509 ringgit.
Analis dari Kenanga Investment Bank Bhd. Alan Lim Seong Chun, seperti dikutip dari Bloomberg, mengatakan ekspor Malaysia diperkirakan turun 15% menjadi 1,28 juta sepanjang bulan ini. Hal ini menyusul musim dingin ekstrem yang melanda belahan bumi bagian utara. Pasalnya CPO membeku pada suhu dingin.
Data dari Intertek menunjukkan ekspor dari Malaysia turun menjadi 297.308 ton pada 10 hari pertama di Januari, turun 21% dibandingkan dengan periode yang sama bulan lalu.
Sementara itu analis dari Jupiter Securities Sdn., Kuala Lumpur Benny Lee mengatakan, “Produksi sudah berkurang, tapi jika ekspor terus berkurang hal ini akan terus menekan harga CPO,” katanya pada Bloomberg.
Data dari Malaysian Palm Oil Board menunjukkan pasokan CPO Malaysia menanjak 0,3% menjadi 1,99 juta ton selama Desember. Angka ini adalah yang tertinggi sejak maret 2013. Sementara itu ekspor turun 1,4%b ke level 1,51 juta ton. Adapun produksi CPO turun 10% menjadi 1,67 juta ton.
Di sisi lain harga kontrak minyak kedelai untuk pengiriman Maret turun 0,6% ke level 38,02 sen per pound di Chicago Board of Trade. Sementara minyak kelapa sawit murni di Dalian Commodity Exchange turun 0,6% menjadi 5.814 yuan (US$962) per ton. (Bloomberg)