Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Diprediksi Terdongkrak Ekspektasi Kinerja Emiten

Setelah penaikan indeks yang dibarengi melonjaknya aksi beli bersih (nett buy) investor asing pada pekan lalu, indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan masih mampu menguat karena ekspektasi kinerja emiten yang positif.

Bisnis.com, JAKARTA—Setelah penaikan indeks yang dibarengi melonjaknya aksi beli bersih (nett buy) investor asing pada pekan lalu, indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan masih mampu menguat karena ekspektasi kinerja emiten yang positif.

“Adanya rilis kinerja beberapa emiten properti serta beberapa emiten perbankan yang dinilai sesuai dengan ekspektasi memberikan sentimen positif,” ujar Kepala Riset PT Trust Securities Reza Priyambada, Minggu (27/10).

Menurutnya, pergerakan teknikal mingguan masih mempertahankan tren penaikan jangka pendek-menengahnya. Namun waspadai mulai adanya aksi ambil untung yang dapat membuat IHSG tertahan.

“Diperkirakan pekan depan, IHSG akan berada pada rentang 4.478-4.623. Tetap waspadai potensi pembalikan arah yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Cermati sektor konsumer, perbankan, manufaktur, perdagangan, dan properti,” terangnya.

Berdasarkan perhitungan perdagangan saham di pasar reguler dan negosiasi, sepanjang pekan ini, indeks secara rerata mencetak aksi jual bersih (nett sell) sebesar Rp32,60 miliar, menurun 87,84% dari pekan lalu yang mencatat rerata nett sell sebanyak Rp268,26 miliar.

Reza berpendapat IHSG masih mampu bertahan berada di zona positifnya sepanjang sepekan kemarin. Secara bertahap, IHSG memang sedang mempertahankan tren penaikan jangka pendek-menengahnya.

“Kendati demikian, laju IHSG dalam 2 pekan terakhir jika kita amati hanya mengalami penaikan tipis kurang dari sekitar 1%,” jelasnya

Variatifnya sentimen yang ada dan terutama mulai adanya tekanan aksi ambil untung mulai menghambat penaikan IHSG sepanjang pekan sebelumnya.

Menurutnya bukan tidak mungkin jika aksi ini terus berlanjut di pekan depan maka bisa saja tren penaikan yang sedang dipertahankan tersebut akan mulai terganggu dan mungkin juga dapat merubah arah jika level bawah dari tren tersebut tidak mampu ditahan.

Namun beredarnya pemberitaan The Fed akan mempertahankan program stimulusnya untuk menopang pertumbuhan ekonomi AS hingga minimal awal tahun depan memberikan sentimen positif global dan dimanfaatkan untuk bertahan di pasar pada pekan lalu.

Padahal saat itu, asing masih tercatat nett sell dan nilai tukar Rupiah kembali melemah. Sempat mulai variatif cenderung melemahnya laju bursa saham AS yang diikuti dengan pelemahan mayoritas bursa saham Asia membuat pelaku pasar merasa khawatir dan memilih untuk mengamankan posisi sehingga IHSG pun sempat terpeleset ke zona merah meski laju nilai tukar Rupiah bergerak menguat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Writer
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper