Bisnis.com, JAKARTA — PT Dunia Virtual Online Tbk. (AREA) atau Area31 berencana mengembangkan kecerdasaan artifisial di sektor kesehatan bersama dengan Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (Korika).
Melalui kolaborasi ini, AREA dan Korika akan memperkuat early warning and response system (EWARS) atau sistem peringatan dini bagi penyakit sensitif terhadap iklim, seperti malaria yang telah mencapai lebih dari 100.000 kasus akibat perubahan iklim.
Presiden Direktur Area31 Michael Alifen mengatakan perubahan iklim telah berdampak serius pada kesehatan, terutama Malaria. Untuk itu, perseroan berencana menyediakan infrastruktur pendukung guna memitigasi hal tersebut.
“Area31 berkomitmen untuk menyediakan infrastruktur pendukung ekosistem AI [artificial intelligence] yang memungkinkan mitigasi cepat melalui sistem peringatan dini berbasis data,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (5/5/2025).
Menurutnya, langkah tersebut juga akan menjadi landasan bagi lima lima bidang prioritas Strategi Nasional AI Indonesia 2045, yaitu kesehatan, reformasi birokrasi, pendidikan dan riset, ketahanan pangan, serta mobilitas atau smart city.
Sementara itu, Presiden Korika Hammam Riza menambahkan bahwa kolaborasi ini dapat menjadi salah satu strategi untuk mempercepat adopsi AI di sektor kesehatan.
Pasalnya, sinergi antara teknologi dan kebijakan kesehatan memungkinkan pendekatan yang lebih adaptif, serta memastikan solusi yang tidak hanya responsif, tetapi juga preventif dalam menghadapi tantangan kesehatan global.
Dengan demikian, Korika dan Area31 bakal berkolaborasi dalam mengembangkan infrastruktur teknologi yang mampu menangani analisis data berskala besar untuk sistem peringatan dini penyakit menular.
“Membangun pusat keunggulan dalam kesehatan iklim adalah langkah krusial menuju ketahanan kesehatan masyarakat berbasis data,” pungkasnya.
Untuk diketahui, kemitraan tersebut merupakan bagian dari inisiatif Climatesmart Indonesia yang dikembangkan Korika bersama Kementerian Kesehatan, BMKG, IMACS, MBZUAI, serta sejumlah institusi lainnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.