Bisnis.com, JAKARTA — Emiten tambang emas PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam mencatatkan pendapatan tertinggi sepanjang sejarah pada tahun buku 2024. Raupan pendapatan ANTM didorong oleh moncernya penjualan emas.
Berdasarkan laporan keuangan, anggota holding BUMN industri pertambangan MIND ID ini mencatatkan pendapatan sebesar Rp69,19 triliun pada 2024, melonjak 68,56% secara tahunan (year on year/YoY), dibandingkan dengan Rp41,04 triliun pada 2023.
Direktur Utama Antam Nicolas D. Kanter mengatakan capaian tersebut menunjukkan bahwa perseroan memiliki daya saing dan resiliensi tinggi di tengah fluktuasi harga komoditas serta perubahan regulasi.
"Kami tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh dan mencetak kinerja keuangan terbaik sepanjang sejarah perusahaan," kata Nico Kanter dalam keterangan tertulis pada Rabu (9/4/2025).
Adapun, kontribusi penjualan domestik mencapai Rp63,96 triliun atau setara 92% terhadap pendapatan Antam pada 2024.
Kontributor terbesar penjualan ANTM ada pada segmen emas, yakni sebesar Rp57,56 triliun, tumbuh pesat 120%. Pertumbuhan segmen emas didukung oleh kenaikan harga emas dunia akibat faktor makroekonomi dan kondisi geopolitik.
Antam mencatatkan total volume produksi logam emas dari tambang perseroan sebesar 1.019 kg (32.762 troy oz.). Antam pun telah memenuhi peningkatan permintaan dalam negeri sehingga berhasil mencatatkan volume penjualan produk emas pada 2024 mencapai 43.776 kg (1.407.431 troy oz.), meningkat 68% YoY.
"Masyarakat Indonesia terus menjadikan produk logam mulia Antam sebagai pilihan utama dalam berinvestasi emas. Ini terlihat dari tingginya penjualan emas kami, yang seluruhnya didistribusikan ke pasar dalam negeri," ujar Nico.
Selain emas, pada segmen nikel Antam juga telah membukukan pendapatan untuk produk feronikel dan bijih nikel sebesar Rp9,5 triliun dan berkontribusi 14% terhadap total pendapatan ANTM.
Sepanjang 2024, volume produksi feronikel Antam mencapai 20.103 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan capaian volume penjualan produk feronikel sepanjang 2024 mencapai 19.452 TNi. Destinasi utama penjualan feronikel Antam yakni ke China, India dan Korea Selatan.
Sementara itu produksi bijih nikel Antam pada 2024 mencapai 9,94 juta wet metric ton (wmt), dengan capaian volume penjualan bijih nikel Antam pada 2023 tercatat sebesar 8,35 juta wmt.
Segmen bauksit dan alumina pada 2024 memiliki proporsi 3% terhadap total penjualan Antam. Nilai penjualan pada segmen bauksit dan alumina mencapai Rp1,80 triliun.
Seiring dengan moncernya kinerja pendapatan, Antam pun mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp3,64 triliun pada 2024, naik 18,5% YoY dibandingkan laba bersih 2023 sebesar Rp3,07 triliun.
Antam juga mencatatkan pertumbuhan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) sebesar 3% menjadi Rp6,73 triliun pada 2024, dari Rp6,55 triliun pada 2023. Laba kotor naik 3% menjadi Rp6,5 triliun, dan laba usaha meningkat 15% menjadi Rp3 triliun.
Dari sisi neraca, total aset Antam meningkat 4% menjadi Rp44,52 triliun, dan ekuitas tumbuh menjadi Rp32,2 triliun.
Perusahaan juga melakukan pelunasan investasi sebesar Rp1,68 triliun pada akhir 2024, membuka ruang tambahan bagi pendanaan pengembangan bisnis di masa mendatang.