Bisnis.com, JAKARTA - Mayoritas harga komoditas terkoreksi usai Presiden AS Donald Trump mengumumkan implementasi tarif impor terhadap negara mitra dagangnya. Mulai dari harga minyak mentah, minyak kelapa sawit, hingga emas rontok.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan harga komoditas utama global mengalami penurunan usai Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif.
“Kekhawatiran penurunan permintaan global dan disrupsi rantai pasok global telah menekan harga komoditas,” kata Airlangga, Selasa (8/4/2025).
Hingga Senin (7/4/2025) dini hari, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) terkoreksi 1,77% menjadi US$60,89 per barel. Sedangkan harga minyak brent turun lebih dalam lagi sebesar 1,82% menjadi US$64,38 per barel.
Selanjutnya, harga gas alam merosot 1,97% menjadi US$3,76 per MMBTu. Harga batu bara dengan data 4 April 2025 anjlok 2,41% menjadi US$97 per ton.
Tak hanya komoditas energi, komoditas logam juga mengalami penurunan harga. Harga logam mulia emas yang sempat menembus level US$3.000 per ons troi ikut melemah 1,85% menjadi US$2.980,9 per ons troi.
Sedangkan komoditas pertanian, seperti harga kedelai mengalami penurunan 0,12% menjadi US$975,8 per Bu dan harga gandum naik 0,70% menjadi US$532,7 per Bu.
Selanjutnya harga minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) jatuh paling dalam sebesar 3,40% menjadi US$955,44.
Hanya harga beras yang tercatat masih mengalami penguatan 1,30% menjadi US$13,24 per cwt.