Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biaya Melambung dan Ancaman Tarif AS, Smelter Tembaga China Pangkas Produksi

Produsen tembaga terkemuka China memangkas produksi di tengah melambungnya biaya dan ancaman tarif impor AS.
Pekerja menangani pelat tembaga di pabrik elektrolisis tembaga di tambang Zijinshan, yang dioperasikan oleh Zijin Mining Group Co., di Longyan, China, Senin (23/10/2024).  Bloomberg/Qilai Shen.
Pekerja menangani pelat tembaga di pabrik elektrolisis tembaga di tambang Zijinshan, yang dioperasikan oleh Zijin Mining Group Co., di Longyan, China, Senin (23/10/2024). Bloomberg/Qilai Shen.

Bisnis.com, JAKARTA — Produsen tembaga terkemuka di China memangkas tingkat produksi dan memajukan pemeliharaan terencana karena penurunan biaya pemrosesan dan persaingan yang ketat memaksa produsen untuk mengurangi beberapa operasi.

Menurut orang-orang yang mengetahui masalah ini, Jinlong Copper Co. dan Chifeng Jintong Copper Co. milik Tongling Nonferrous Metals Group Co. telah mengurangi pemrosesan konsentrat sebesar 10%.

Selain itu, pabrik-pabrik tersebut menggunakan lebih banyak skrap di tengah kekurangan bijih.

Pasar tembaga global menghadapi tantangan yang signifikan, termasuk di China, pemasok dan konsumen logam olahan terbesar.

Dalam beberapa tahun terakhir, pabrik peleburan lokal terus menambah kapasitas, yang berkontribusi terhadap jatuhnya biaya pemrosesan, yang sekarang sangat merugikan.

Krisis yang berlarut-larut ini menyebabkan beberapa produsen yang merugi mengendalikan operasi dalam upaya untuk membendung kerugian.

"Pabrik peleburan menghadapi kekurangan bahan baku yang semakin parah," tulis Li Yaoyao, seorang analis di Xinhu Futures Co., dalam sebuah catatan, dilansir dari Bloomberg, Kamis (13/3/2025).

Dia memperkirakan bahwa prosesor kehilangan hampir 2.000 yuan (US$276) untuk memproduksi setiap ton logam olahan, berdasarkan biaya spot-treatment sekitar minus US$15 per ton.

Dengan dimulainya pemangkasan produksi oleh smelter utama, lebih banyak lagi yang mungkin menyusul.

Pengurangan aktivitas di unit-unit Tongling terjadi saat harga acuan tembaga olahan berjangka di London naik ke level tertinggi sejak Oktober 2024, dengan perang dagang yang dipimpin AS mengguncang pasar.

Harga berjangka AS telah naik lebih cepat karena kekhawatiran bahwa pemerintahan Trump mungkin mengenakan pungutan pada impor. Sementara beberapa produsen China meningkatkan ekspor, pemangkasan oleh Tongling mengurangi produksi global.

Tongling juga berencana untuk memajukan pemeliharaan di dua pabrik menjadi akhir tahun ini dari sebelumnya yang direncanakan pada 2026. Dua pabrik itu secara bersama-sama mampu memproduksi lebih dari 700.000 ton logam olahan.

Selain itu, unit Tonglling ketiga, Jinguan Copper Industry Co., yang memiliki kapasitas 700.000 ton, telah menutup tungku berkapasitas 200.000 ton untuk pemeliharaan terjadwal.

Biaya peleburan di China untuk kargo spot berubah negatif akhir tahun lalu, dan krisis telah memburuk dalam beberapa minggu terakhir, dengan perusahaan setuju untuk membayar lebih dari US$20 per ton untuk memproses konsentrat dalam transaksi jangka pendek.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Reni Lestari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper