Bisnis.com, JAKARTA - Gerai makanan cepat saji khas Amerika seperti KFC dan Pizza Hut berguguran di Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah imbas dari boikot yang dilakukan masyarakat terhadap produk terafiliasi Israel.
Menyusul kinerja keuangan yang kian menipis, jumlah gerai KFC dan Pizza Hut di Indonesia terpantau terus berkurang.
Emiten pengelola gerai KFC, PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST) saat ini hanya mengoperasikan 715 gerai restoran per 30 September 2024. Sebelumnya, emiten berkode saham FAST itu memililki 762 gerai pada akhir tahun lalu.
Sebanyak 47 gerai yang tutup itu pun menimbulkan konsekuensi terhadap efisiensi karyawan sebanyak 2.274 orang, yang tertulis dalam laporan keuangan.
Berdasarkan Laporan Keuangan, FAST mencatatkan rugi menjadi sebesar Rp557,08 miliar hingga kuartal III/2024 atau anjlok 266,45% dari rugi Rp152 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan pengelola KFC Indonesia yang sebesar Rp3,58 triliun hingga kuartal III/2024 juga mengalami penurunan 22,34% dibandingkan Rp4,61 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga
Sedangkan pengelola gerai PT Sarimelati Kencana Tbk. (PZZA) yang saat ini sudah ada di 36 provinsi di Indonesia turut mengalami tren penurunan gerai. Seiring dengan rugi yang membengkak dan penjualan merosot, jumlah gerai Pizza Hut di Indonesia kini mencapai 595 gerai, berkurang 17 gerai dalam kurun waktu setahun.
Boy Ardhitya Lukito selaku Direktur PZZA mengatakan ke depan perseroan memang tidak akan fokus ke ekspansi.
"Kami pelajari selama 2024 ini adalah meng-upgrade restoran-restoran kami yang ada yang mungkin umurnya sudah puluhan tahun dan ada beberapa outlet yang memang sudah out-dated atau ketinggalan desainnya," ujar Boy.
PZZA tercatat mengalami lonjakan rugi 148,25% yoy menjadi Rp96,71 miliar per kuartal III/2024. Penjualan neto PZZA juga turun 25,93% yoy menjadi Rp2,03 triliun.