Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Raksasa Tekstil Pan Brothers (PBRX) Edarkan Rencana Restrukturisasi Utang Hindari Kebangkrutan

Pada Juni 2024, Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mengabulkan PKPU terhadap PT Pan Brothers Tbk (PBRX).
Ilustrasi pabrik tekstil./Foto: Bisnis.com
Ilustrasi pabrik tekstil./Foto: Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Raksasa tekstil PT Pan Brothers Tbk.(PBRX) disebut tengah mengedarkan rencana restrukturisasi kepada kreditor untuk pertama kalinya sejak gagal membayar utang awal tahun ini. Seperti diberitakan sebelumnya, PBRX saat ini dalam status Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dan mendapatkan penundaan selama 120 hari untuk menyusun perdamaian penyelesaian utang.

Dikutip dari Bloomberg, Minggu (27/10/2024), Pan Brothers dan penasihat restrukturisasinya telah menyampaikan rencana restrukturisasi utangnya kepada pemberi pinjaman bank minggu ini. Sumber Bloomberg yang sama menyampaikan proposal juga akan diajukan kepada pemegang obligasi minggu depan. Pembahasan permohonan restrukturisasi sendiri disebut akan dilakukan secara tertutup.

Disebutkan bahwa PBRX berencana untuk memangkas beban utangnya dari sekitar $325 juta menjadi $140 juta. Nilai ini berdasarkan tingkat yang dianggap berkelanjutan berdasarkan proyeksi keuangan 15 tahun.

Dalam skema awal ini, Pan Brother berencana untuk mengubah surat utang dolar yang beredar dan setengah dari pinjaman bilateralnya menjadi obligasi wajib konversi. Surat utang ini diminta tidak dikenakan bunga dan akan diubah menjadi ekuitas setelah 10 tahun. Pemegang akan mengendalikan 51% saham di pembuat tekstil tersebut setelah konversi, jelas sumber Bloomberg.

Pan Brothers, yang pernah menjadi produsen pakaian jadi terbesar kedua di Indonesia, terpukul oleh pandemi karena ekspor menurun. Perusahaan tersebut gagal membayar sejumlah pinjaman pada tahun 2021 dan mendapat persetujuan untuk merestrukturisasi utang di akhir tahun itu. Namun, industri tersebut telah berjuang dengan pemulihan pascapandemi, dan perusahaan tersebut kembali gagal membayar bunga tahun ini.

Saingan utamanya, PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL), juga kembali mengalami kesulitan hanya dua tahun setelah mencapai pakta restrukturisasi dengan kreditor, dan dinyatakan bangkrut minggu ini.

Rencana yang diusulkan kali ini berbeda dari restrukturisasi terakhir Pan Brothers, di mana sebagian besar perusahaan tersebut mengupayakan perpanjangan jatuh tempo. Perubahan tersebut, seperti pemotongan tingkat utang, menunjukkan melemahnya keyakinan bahwa perusahaan akan mampu membayar kembali kreditor secara penuh.

Seorang perwakilan perusahaan tidak menanggapi panggilan, email, dan pesan dari Bloomberg News yang meminta komentar.

Rencana tersebut dapat berubah setelah perusahaan bernegosiasi dengan kreditor. Berdasarkan proses restrukturisasi utang yang diawasi pengadilan, proposal utang akhir Pan Brothers perlu diajukan ke pengadilan dan disetujui oleh mayoritas kreditor terverifikasi yang secara kolektif mewakili dua pertiga dari total kewajibannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper