Bisnis.com, JAKARTA — PT XL Axiata Tbk. (EXCL) menghadapi sejumlah tantangan dalam pengembangan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia.
Head of External Communication EXCL Henry Wijayanto memaparkan tantangan-tantangan tersebut di antaranya terkait dengan beban biaya regulasi yang tinggi seperti biaya Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi, kebutuhan belanja modal yang tinggi setiap tahunnya untuk pembangunan infrastruktur jaringan, dan juga tantangan geografis wilayah yang seringkali sulit dijangkau sehingga membutuhkan biaya yang tinggi.
Dia pun mengakui dibutuhkannya regulasi yang dapat mendukung iklim perkembangan bisnis.
"Seperti misalnya insentif pengurangan beban biaya regulasi seperti Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi, regulasi yang tidak tumpang tindih sehingga menyulitkan kegiatan operasional pelaku bisnis," ujarnya kepada Bisnis, dikutip, Senin (19/2/2024).
Sisi lain, dengan adanya rencana pemerintah dalam membatasi jumlah penyelenggara akses internet di Pulau Jawa tentunya dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis layanan tersebut. Selain itu dengan adanya regulasi Jual kembali untuk jasa telekomunikasi juga berpengaruh pada bisnis layanan akses internet itu sendiri.
Perseroan menegaskan perlu adanya pengendalian dan tata kelola yang baik, terhadap jumlah, harga dan lain-lain yang membuat semua pelaku usaha penyedia akses internet tetap dapat tumbuh.
“Menurut kami kebutuhan layanan Internet bagi masyarakat di Jawa masih cukup tinggi, dan ini juga dilayani oleh beragam penyedia jasa layanan Internet/ISP, sehingga masyarakat memiliki beragam pilihan untuk menentukan layanan Internet yang akan digunakannya,” terangnya.
Hal tersebut, sambungnya ,memberikan konsekuensi adanya kompetisi di bisnis ini untuk memberikan layanan Internet yang terbaik bagi masyarakat.
Adapun saat ini perseroan telah melakukan penyempurnaan produk, dari XL Home ke XL satu, di mana pelanggan tidak hanya dapat menikmati internet rumah unlimited super cepat berbasis fiber optik, tapi juga dapat menikmati kuota HP sekeluarga dalam satu layanan dan satu tagihan, atau yang disebut dengan Fixed Mobile Convergence (FMC).
Tercatat , Saat ini XL Axiata sudah menyediakan jaringan internet XL SATU sebanyak sekitar 2 juta home passed, yang tersebar di 86 kota di berbagai wilayah di Indonesia.
Dalam memperluas cakupan layanannya, perseroan juga melakukan perluasan pembangunan infrastruktur baik sendiri maupun bekerjasama dengan pemerintah melalui skema Universal Service Obligation atau USO di wilayah terpencil.
Penambahan layanan XL Satu, sebutnya, telah berkembang dan disempurnakan berdasarkan analisa dan permintaan dari masyarakat setempat.
"Dengan semakin bertambahnya jumlah pengguna XL Satu Fiber dengan beragam kebutuhan internet fiber optic, XL Axiata menargetkan penetrasi pelanggan terus meningkat hingga akhir 2024,” imbuhnya.
Pasalnya, ada berbagai faktor yang mempengaruhi keuntungan bagi bisnis ISP, di antaranya jumlah pelanggan, tarif layanan yang ditawarkan, beban biaya investasi dan biaya operasional dan lain sebagainya. Faktor-faktor tersebut tentunya akan saling berkaitan.
Menurutnya, kalau dari sisi pelanggan, tentunya perseroan mengharapkan adanya basis pelanggan yang produktif dengan jumlah yang signifikan besar.
