Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Merdeka Battery (MBMA) Gandeng GEM Bangun Smelter Nikel Rp9,2 Triliun

Merdeka Battery Materials (MBMA) akan memiliki porsi kepemilikan pabrik HPAL (HPAL JV) sebanyak 55 persen sementara GEM sebesar 45 persen.
Presiden Direktur PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) Devin Ridwan (kedua kanan), Presiden Direktur PT Indo Premier Sekuritas Moleonoto The (kanan), Direktur PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. David Agus (kedua kiri), dan Corporate Secretary MBMA Deny Greviartana Wijaya memberikan keterangan pers seusai paparan publik di Jakarta, Kamis (30/3). /Bisnis-Arief Hermawan.
Presiden Direktur PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) Devin Ridwan (kedua kanan), Presiden Direktur PT Indo Premier Sekuritas Moleonoto The (kanan), Direktur PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. David Agus (kedua kiri), dan Corporate Secretary MBMA Deny Greviartana Wijaya memberikan keterangan pers seusai paparan publik di Jakarta, Kamis (30/3). /Bisnis-Arief Hermawan.

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten nikel terafiliasi Garibaldi ‘Boy’ Thohir PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) menggandeng anak usaha perusahaan asal China GEM Co Ltd (GEM) dalam pembangunan pabrik pengolahan High Pressure Acid Leach (HPAL) yang berkapasitas 30.000 ton nikel bentuk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) per tahun. 

Manajemen MBMA menjelaskan MBMA akan memiliki porsi kepemilikan pabrik HPAL (HPAL JV) sebanyak 55 persen sementara GEM sebesar 45 persen. Nantinya HPAL akan dibangun dan dioperasikan oleh PT ESG New Energy Material (HPAL JV Co) dengan nilai investasi sebesar US$600 juta atau setara Rp9,22 triliun (kurs jisdor Rp15.383). 

“GEM akan memandu desain, konstruksi, dan operasi pabrik pengolahan HPAL, sementara MBMA akan memimpin dalam mendapatkan izin pemerintah Indonesia yang relevan, persetujuan, insentif, dan pengaturan pembiayaan proyek,” jelas manajemen dalam keterangan resmi, dikutip Senin (25/9/2023). 

Pembangunan HPAL oleh GEM akan melalui dua tahap. Tahap pertama akan memiliki kapasitas nameplate sebesar 20.000 ton per tahun dengan target commissioning akhir 2024, sementara tahap kedua akan meningkatkan kapasitas menjadi 30.000 ton per tahun dengan commissioning pada pertengahan 2025. 

Investasi konstruksi gabungan total untuk kedua tahap tersebut dibatasi pada US$600 juta, dengan jaminan biaya konstruksi yang disediakan oleh GEM.

HPAL akan dibangun di dalam Kawasan Industri Morowali Indonesia (IMIP) berdampingan dengan pabrik pengolahan milik GEM yaitu HPAL PT QMB New Energy Materials (QMB) yang sudah beroperasi pada pertengahan tahun 2022. 

QMB juga memiliki kapasitas maksimum yang telah dirancang dari pabrik atau fasilitas yang dapat menghasilkan nikel dalam bentuk MHP sebanyak 30.000 ton per tahun. 

Nantinya HPAL tersebut akan membeli dan mengolah bijih nikel laterit dengan syarat komersial dari tambang SCM milik MBMA dalam perjanjian pasokan bijih untuk jangka waktu 20 tahun yang dimulai sejak tanggal komisioning. 

"Sebuah pabrik persiapan bijih akan dibangun di tambang SCM untuk memfasilitasi transportasi bijih melalui pipa ke pabrik pengolahan HPAL JV di IMIP," jelas manajemen. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper