Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Melemah Tipis setelah Natal, Berpeluang Rebound!

Rupiah dibuka melemah 0,04 persen atau 7 poin ke level Rp15.599 per dolar AS setelah Natal, tetapi masih berpeluang rebound.
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah pada perdagangan awal pekan, Senin (26/12/2022), setelah Natal.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka melemah 0,04 persen atau 7 poin ke level Rp15.599 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,11 persen ke level 104,31.

Bersamaan dengan rupiah, beberapa mata uang kawasan Asia Pasifik juga turut dibuka melemah. Diantaranya adalah peso Filipina turun 0,18 persen, rupee India turun 0,12 persen, dolar Singapura turun 0,06 persen, dan ringgit Malaysia turun 0,02 persen.

Sementara itu, mata uang Asia Pasifik yang justru dibuka menguat terhadap dolar AS adalah yen Jepang naik 0,32 persen, baht Thailand naik 0,28 persen, won Korea Selatan naik 0,18 persen, yuan Cina naik 0,04 persen, dan dolar Taiwan naik 0,03 persen.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan rupiah kemungkinan tidak banyak bergerak dengan adanya suasana liburan Natal. Namun, Ariston menyebut terdapat beberapa sentimen positif dari dalam negeri.

Salah satunya adalah rencana penghentian Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan bagusnya data dari perekonomian Indonesia. Adapun data inflasi mulai menunjukkan adanya penurunan.

Kemudian terdapat neraca perdagangan yang masih surplus dan Produk Domestik Bruto (PDB) yang diproyeksikan tumbuh diatas 5 persen. Adapun kebijakan Bank Indonesia Menaikkan suku bunga acuan untuk mengimbangi kebijakan the Fed turut membantu penguatan rupiah.

“Trade balance yang masih surplus, PDB yang diperkirakan tumbuh di atas 5 persen. Kebijakan BI menaikan suku bunga acuan untuk mengimbangi kebijakan the Fed juga membantu penguatan rupiah,” ujar Ariston kepada Bisnis, Senin (26/12/2022).

Ariston memproyeksikan rupiah berpotensi menguat pada rentang Rp15.560-15.600 per dolar AS.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper