Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah pada perdagangan awal pekan, Senin (26/12/2022), setelah Natal.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka melemah 0,04 persen atau 7 poin ke level Rp15.599 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,11 persen ke level 104,31.
Bersamaan dengan rupiah, beberapa mata uang kawasan Asia Pasifik juga turut dibuka melemah. Diantaranya adalah peso Filipina turun 0,18 persen, rupee India turun 0,12 persen, dolar Singapura turun 0,06 persen, dan ringgit Malaysia turun 0,02 persen.
Sementara itu, mata uang Asia Pasifik yang justru dibuka menguat terhadap dolar AS adalah yen Jepang naik 0,32 persen, baht Thailand naik 0,28 persen, won Korea Selatan naik 0,18 persen, yuan Cina naik 0,04 persen, dan dolar Taiwan naik 0,03 persen.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan rupiah kemungkinan tidak banyak bergerak dengan adanya suasana liburan Natal. Namun, Ariston menyebut terdapat beberapa sentimen positif dari dalam negeri.
Salah satunya adalah rencana penghentian Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan bagusnya data dari perekonomian Indonesia. Adapun data inflasi mulai menunjukkan adanya penurunan.
Baca Juga
Kemudian terdapat neraca perdagangan yang masih surplus dan Produk Domestik Bruto (PDB) yang diproyeksikan tumbuh diatas 5 persen. Adapun kebijakan Bank Indonesia Menaikkan suku bunga acuan untuk mengimbangi kebijakan the Fed turut membantu penguatan rupiah.
“Trade balance yang masih surplus, PDB yang diperkirakan tumbuh di atas 5 persen. Kebijakan BI menaikan suku bunga acuan untuk mengimbangi kebijakan the Fed juga membantu penguatan rupiah,” ujar Ariston kepada Bisnis, Senin (26/12/2022).
Ariston memproyeksikan rupiah berpotensi menguat pada rentang Rp15.560-15.600 per dolar AS.