Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Grup Salim (META) Bakal Panen Cuan dari Akuisisi Jalan Tol Layang MBZ?

Emiten Grup Salim, PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) menegaskan akuisisi tol layang MBZ Jakarta-Cikampek bakal cuan berlipat ganda.
Direktur Utama PT Nusantara Infrastructure Tbk M Ramdani Basri memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan dalam Rapat rnUmum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan pada 11 Mei 2022./Istimewa
Direktur Utama PT Nusantara Infrastructure Tbk M Ramdani Basri memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan dalam Rapat rnUmum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diadakan pada 11 Mei 2022./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten infrastruktur grup Salim, PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META) menegaskan akuisisi tol layang Jakarta-Cikampek atau tol Mohamed Bin Zayed (MBZ) karena potensi keuntungan yang didapatnya berlipat ganda.

Direktur Nusantara Infrastructure Danni Hasan menerangkan jalan tol layang MBZ ini memiliki volume yang cukup besar. Berdasarkan datanya, volume lalu lintas antara 400.000--500.000 kendaraan per hari dengan tarif antara Rp20.000--Rp30.000.

Pendapatan ini akan sangat signifikan terhadap kinerja PT Marga Utama Nusantara (MUN) sebagai pemilik baru 40 persen sahamnya, juga induk usaha META. Namun, dia menegaskan sementara ini, penghasilan dari tol MBZ ini bakal masuk sebagai penghasilan dari entitas asosiasi.

"Ini karena Jasa Marga punya 40 persen, kami juga 40 persen, tetapi hal ini menjadi perubahan substansial. Pendapatannya nanti dikonsolidasi atau tidak, sementara dimasukan ke dalam pendapatan dari entitas asosiasi," paparnya di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Rabu (21/12/2022).

Dia mencontohkan dengan kepemilikan minoritas di tol PT Jakarta Lingar Baratsatu, laba bersih entitas asosiasi yang dikontribusikan saja sebesar Rp100 miliar kontribusinya. JLB memiliki pendapatan Rp500 miliar, dengan EBITDA Rp400 miliar atau EBITDA margin 80 persen.

Dengan begitu, pria yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Marga Utama Nusantara ini mencatatkan laba bersih yang masuk ke kantong META mencapai Rp100 miliar. Dengan keberadaan tol MBZ tentu akan jauh lebih besar lagi.

"Gambaran ke pendapatan bisa lebih dari double digit pertumbuhannya, tahun ini 25 persen pertumbuhannya tanpa MBZ, pendapatan tol saja malah tumbuh 33 persen, EBITDA margin tumbuh 60 persen, bottom line lebih tinggi lagi, apalagi kalau ada tol MBZ," paparnya.

Direktur Utama Nusantara Infrastructure Ramdani Basri menerangkan kontribusi tol MBZ bakal meningkatkan pendapatan META hingga dua kali lipat dari posisi saat ini.

"Akan dua kali lipat dari pendapatan tol sekarang, karena aset kami bertambah cukup besar dengan kami akuisisi 40 persen nilai saham, kami jadi lebih besar lagi," katanya.

Berdasarkan laporan keuangan per kuartal III/2022, emiten entitas grup salim ini mencatatkan laba bersih tumbuh 422,45 persen menjadi Rp65,56 miliar dari realisasi edisi yang sama tahun lalu sebesar Rp12,54 miliar.

Laba bersih tersebut berasal dari pendapatan dan penjualan yang sedikit melorot 2,92 persen menjadi Rp614,64 miliar dari Rp633,15 miliar pada periode 9 bulan tahun lalu.

Pendapatan META dari 3 ruas tol yang dikuasai secara mayoritas tercatat Rp426,2 miliar. Pendapatan tol tersebut berkontribusi mencapai 70 persen dari total pendapatan META.

Dengan momentum ini, Ramdhani berharap pemerintah maupun BUMN dapat terus mengajak pihak swasta berpartisipasi dalam proyek infrastruktur dengan nilai yang lebih besar lagi. META juga mengklaim siap mengakuisisi asset recycling lain yang bakal dilepas oleh pemerintah atau BUMN seperti JSMR.

"Ke depan kami belum tahu yang mau dilepas berapa, tapi intinya jika ada peluang di bisnis infrastuktur kami mudah-mudahan dapat terlibat. Bisnis infrastruktur yang terpenting harus memiliki back up perbankan yang kuat baik lokal maupun internasional, kalau ada kesempatan itu kami akan ambil," jelasnya.

Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur menegaskan alasan pemilihan META sebagai partner strategis yang mengakuisisi 40 persen pengelola tol MBZ karena saat lelang memberikan harga yang terbaik.

"Tentunya kami lelang dan menurut kami [META] memberikan yang terbaik harganya," imbuhnya.

Selain itu, JSMR percaya karena META juga mengelola sejumlah tol di Indonesia, sehingga sudah terbukti mampu dan berhasil membuktikan transaksi besar mencapai Rp4,38 triliun dapat diselesaikan.

Setelah pelepasan tersebut, proporsi saham di PT JCC ini menjadi 40 persen milik Jasa Marga, 40 persen milik PT Marga Utama Nusantara (MUN) yang merupakan anak usaha PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META), dan 20 persen 20 lainnya menjadi milik PT Ranggi Sugiron Perkasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper