Bisnis.com, JAKARTA - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menggelar papan publik insidentil pada Kamis siang (8/12/2022) untuk menjelaskan informasi terbaru kepada investor publik. Dalam paparan publik ini muncul pertanyaan soal berapa modal yang dibutuhkan demi terus menjalankan bisnis secara berkelanjutan.
Jacky Lo, Direktur Keuangan Grup GoTo, mengatakan bahwa perusahaan telah melakukan langkah-langkah strategis untuk memperbaiki margin agar dapat mencapai kemandirian finansial.
Jacky menjabarkan ada tiga cara yang akan ditempuh oleh manajemen GoTo untuk mempertahankan cadangan kas perusahaan demi keberlangsungan bisnis.
Pertama, perusahaan akan semakin hati-hati dalam menekan pengeluaran beban operasional. “Pada kinerja kuartal ketiga, dapat terlihat bahwa kami sangat hati-hati dalam mengelola biaya dan pengeluaran kami. Hal ini antara lain tercermin dari rata-rata burn rate bulanan di kuartal ketiga tahun ini telah turun 13% dari kuartal sebelumnya, dan 20% lebih rendah dibandingkan dengan kuartal pertama tahun ini,” katanya dalam paparan publik, Kamis ini.
Selanjutnya, Jacky juga mengatakan perseroan mempertimbangkan opsi untuk melakukan divestasi aset non-core dan portofolio investasi perusahaan, serta tidak akan melakukan investasi baru yang tidak memberikan kontribusi kepada percepatan profitabilitas perusahaan.
Terakhir, induk Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial ini juga akan menjajaki kemungkinan untuk melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement yang sudah disetujui pemegang saham pada 28 Juni 2022.
Tergantung pada kondisi pasar, kami juga dapat menggunakan persetujuan RUPS yang telah diperoleh pada Juni 2022 untuk melakukan private placement sampai dengan jumlah maksimum sebesar 10% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan,” katanya.
Di RUPST GoTo 28 Juni 2022, perseroan sudah mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk menerbitkan saham baru dalam rangka PMTHMETD.
Dalam keterbukaan informasi 28 Juni lalu, manajemen GoTo sudah menyampaikan bahwa aksi private placement tersebut memang dilaksanakan dalam 1 tahun sejak tanggal persetujuan. Artinya GOTO wajib melakukan aksi korporasi tersebut sebelum 28 Juni 2023.
Secara performa bisnis, khusus periode Q3-2022, rugi EBITDA yang disesuaikan turun 10% menjadi Rp 3,7 triliun, dibandingkan dengan rugi kuartal II-2022 sebesar Rp4,1 triliun.
Dengan demikian GoTo membukukan perbaikan pada rugi EBITDA yang disesuaikan sebanyak tiga kuartal berturut-turut. Jumlah ini setara dengan penurunan rugi EBITDA yang disesuaikan sebesar 11% dibandingkan dengan rugi EBITDA yang disesuaikan senilai Rp 4,2 triliun pada kuartal yang sama di tahun sebelumnya.
Adapun selama 9 bulan tahun ini, GTV GoTo mencapai Rp 451,47 triliun dari periode yang sama tahun tahun lalu Rp 324,94 triliun (proforma), naik 38,94%, sedangkan pendapatan kotor juga naik 42,01% menjadi Rp 16,63 triliun dari sebelumnya Rp 11,71 triliun (proforma).
Tiga lini utama bisnis GoTo yakni Gojek, Tokopedia, dan GTF juga membukukan kinerja impresif di 3 bulan hingga September 2022. Layanan on-demand via Gojek mencatatkan GTV sebesar Rp 15,7 triliun naik 24% yoy, sementara pendapatan bruto Gojek Rp 3,5 triliun, naik 31% yoy. Nilai GTV dari layanan e-commerce lewat Tokopedia naik 15% yoy menjadi Rp 69,9 triliun, dan pendapatan bruto juga tumbuh 27% yoy menjadi Rp 2,2 triliun.
Sementara itu GTV dari lini teknologi keuangan atau financial technology (fintech) melalui GTF (termasuk di dalamnya Gopay) mencapai Rp 97,1 triliun, melesat 78% yoy, dan pendapatan bruto nik 48% yoy menjadi Rp 400 miliar.