Bisnis.com, JAKARTA - Aset kripto semakin populer di Indonesia seiring dengan meningkatnya persepsi umum tentang aset ini. Istilah-istilah di dunia kripto pun semakin banyak yang terdengar selama dua tahun terakhir, salah satunya adalah airdrop crypto.
Pada dasarnya, masyarakat atau investor mencoba mendapatkan aset kripto melalui berbagai cara. Salah satu caranya adalah dengan tidak mengeluarkan uang sepeser pun atau gratis melalui airdrop crypto.
Lantas, apa yang dimaksud dengan airdrop crypto?
Dilansir dari situs resmi Tokocrypto, Sabtu (26/11/2022), istilah airdrop umumnya berarti distribusi atau menjatuhkan token ke dompet atau wallet pengguna. Airdrop umumnya merupakan teknik pemasaran yang digunakan oleh perusahaan atau pengembang project aset kripto baru di pasar.
Hal Ini dilakukan terutama untuk tujuan promosi dan untuk menciptakan eksposur. Meskipun airdrop dilakukan oleh berbagai proyek secara berbeda, ada beberapa kriteria yang harus diikuti agar memenuhi syarat untuk mendapatkannya.
Secara umum, airdrop crypto terdiri dari beberapa jenis, dua varian yang paling umum adalah holder drop dan general airdrop. Dalam holder drop, peserta harus memegang koin atau token tertentu di wallet mereka agar memenuhi syarat untuk itu.
Baca Juga
Selain itu, terdapat jenis airdrop lain yang hanya mengharuskan pengguna menyelesaikan beberapa tugas media sosial, termasuk mengikuti channel media sosial, me-retweet, dan mengunduh aplikasi. Beberapa proyek juga melakukan airdrop, jika investor telah menggunakan platform mereka, melakukan trading, dan telah menjadi pengguna.
Proses Airdrop
Proses airdrop dimulai oleh proyek atau perusahaan yang ingin memberikan aset kripto secara gratis. Ini mungkin sebagai tanggapan terhadap strategi pasar, kesulitan dalam jaringan, atau untuk memberi insentif kepada investor yang sudah ada. Langkah awal adalah memilih bagaimana airdrop akan difasilitasi dan siapa yang memenuhi syarat.
Langkah selanjutnya untuk general airdrop adalah mengumpulkan informasi untuk pihak yang menerima airdrop. Informasi seringkali terbatas hanya pada alamat dompet, meskipun perusahaan juga dapat mengumpulkan alamat email untuk mengembangkan daftar kontak mereka.
Jenis airdrop lain kemungkinan akan bergantung pada syarat yang berlaku, seperti proyek dapat melakukan snapshot untuk mengidentifikasi semua alamat yang menyimpan setidaknya 1.000 token pada tengah malam tanggal 31 Desember.
Setiap transaksi yang terjadi setelah snapshot tidak akan memengaruhi hasil airdrop; oleh karena itu, harga koin atau token sering kali mengalami volatilitas sebagai respons terhadap pengambilan snapshot.
Setelah daftar penerima airdrop dipilih, airdrop sering difasilitasi melalui penggunaan smart contract. Perusahaan dapat memilih untuk menggunakan dompet Treasury mereka untuk memfasilitasi airdrop.
Perusahaan sering mempublikasikan blok transaksi untuk menunjukkan kesetaraan airdrop. Transaksi akan menunjukkan airdrop meninggalkan dompet perusahaan dan mendistribusikan ke penerima.