Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar dolar AS jatuh ke level terendah dalam tiga minggu karena data ekonomi yang melemah mendinginkan ekspektasi laju kenaikan suku bunga AS di masa depan.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,822 persen pada 110,94 pada pukul 15.10 waktu setempat (19.10 GMT).
Dolar AS secara luas melemah di tengah tanda-tanda bahwa kenaikan suku bunga Federal Reserve memperlambat ekonomi terbesar dunia itu. Greenback meluncur ke wilayah negatif setelah data menunjukkan bahwa harga rumah AS merosot pada Agustus karena lonjakan suku bunga KPR melemahkan permintaan.
"Data ekonomi AS memburuk dan itu membantu menekan imbal hasil obligasi pemerintah," kata Edward Moya, analis pasar senior di Oanda dikutip dari Antara (26/10/2022). "Jika data terus menjadi lebih buruk, debat pertemuan FOMC Desember mungkin tidak antara kenaikan setengah poin dan kenaikan 75 basis poin, tetapi dengan kenaikan seperempat poin dan peningkatan 50 basis poin."
The Fed diperkirakan akan menaikkan suku sebesar 75 basis poin untuk keempat kalinya berturut-turut pada pertemuan 1-2 November.
Di sisi lain pound sterling naik ke level tertinggi enam minggu pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), di tengah membaiknya sentimen risiko karena Rishi Sunak menjadi perdana menteri Inggris.
Baca Juga
Rishi Sunak menjadi perdana menteri ketiga Inggris dalam dua bulan pada Selasa (25/10/2022), bertugas mengatasi krisis ekonomi yang memuncak dan partai politik yang bertikai.
Sterling melonjak ke level terkuat sejak 15 September, dan terakhir naik 1,66 persen pada 1,147 dolar, tetapi ahli strategi mata uang memperkirakan kenaikan pound akan berumur pendek.
"Di luar reli fase bulan madu yang singkat, saya pikir jalan yang menakutkan ke depan bagi ekonomi Inggris kemungkinan akan membatasi kenaikan sterling," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Convera.